Jumat 03 Apr 2015 18:03 WIB

Mulai Mei 2015, Seorang Dai Harus Bersertifikat

Rep: c 71/ Red: Indah Wulandari
Sekretaris Komisi Pengkajian dan Penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis
Foto: ROL/Casilda Amilah
Sekretaris Komisi Pengkajian dan Penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) berencana mengadakan program dai bersertifikat untuk menyesuaikan peta dakwah dengan kompetensi yang dimiliki dai.

"Kami akan menggagas dai bersertifikat," ujar Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia  (MUI) KH Cholil Nafis, Jumat (3/4).

Ia mengaku, gagasan tersebut kelak akan melahirkan tingkatan-tingkatan kualifikasi dai, mulai dari basic (dasar) sampai advance (ahli). Tingkatan itu, ujarnta, berguna untuk mengetahui dai yang cocok dengan suatu wilayah.

Ia mencontohkan, sebuah tempat yang membutuhkan dai dengan kualifikasi tinggi tidak mungkin dikirim dai berkualifikasi dasar.

"Misal kita menghadapi wilayah dengan persoalan radikalisme lalu kita kirim dai berkualifikasi basic. Nanti justru kalah," ujar Cholil.

Menurutnya, pemetaan dakwah juga diperlukan agar tidak terjadi kejadian salah kirim dai. Cholil mengaku, pihaknya saat ini masih terus menggodok teknis sertifikasi.

Sementara, ia menyampaikan, rencana peluncuran program itu pada akhir Mei nanti bertepatan dengan kegiatan training of trainer untuk para dai. Upaya tersebut, kata Cholil, agar dai di lapangan memiliki bekal yang kuat.

"Jadi saya tegaskan ini bukan sertifikasi, tapi dai bersertifikat," ujar Cholil.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement