REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Saleh Abdurrahman mengatakan solusi dari alokasi subsidi BBM akan difokuskan untuk dikonversikan ke Bahan Bakar Gas (BBG).
"BBM naik, cost production tinggi rata-rata impor. Sosialisasi ke BBG. Kita sudah komunikasi ke perusahaan pemilik kendaraan untuk konverter (gas)," ujar Saleh dalam diskusi "Pusing Pala Rakyat" di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (4/4).
Saleh mengatakan pemerintah kini tengah merencanakan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas. Nantinya akan dibangun sekitar 22 SPBG. "Untuk membangun 22 SPBG butuh Rp 26 Trilliun," kata Saleh.
Selain konversi ke BBG, Pemerintah juga merencanakan Pilot Project, yaitu memberikan subsidi elpiji 3 kilogram sebagai timbal balik solusi alokasi subsidi dari kenaikkan harga BBM. Program itu baru akan diimplementasikan di wilayah Batam, Bali, dan Bangka Belitung.
Saleh menambahkan, harga elpiji 3 kg bersubsidi bisa dibeli oleh rakyat yang sudah memiliki Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Selain itu, pemerintah akan memberi aturan dengan pemakaian 2 tabung perbulan untuk setiap keluarga.