REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Informasi menyedihkan bagi siswa muslim di sebuah sekolah Katolik di Belgia. Siswi muslim yang belajar di sekolah tersebut tidak diperkenankan menggunakan jilbab dan diwajibkan menggulung rok dan lengan panjang seragam mereka.
"Selama pelajaran matematika, guru mengatakan kepada saya kalau pakaian saya tidak sesuai di sekolah ini dan menyuruh menyimpan di masjid," kata salah satu siswa dilansir dari Onislam.net, Senin (6/4).
Kabar tersebut dilaporkan oleh Harian De Morgen yang mengatakan sekolah dasar dan sekolah menengah Ursulien Mechelen, Anterwerpen, Belgia memberlakukan aturan baru dalam seragamnya.
Sekolah itu melarang siswa perempuan menggunakan jilbab dan perlengkapan agama lainnya. Beberapa minggu yang lalu juga dikabarkan siswa diberhentikan di pintu masuk sekolah untuk menggulung roknya. Jika tidak mau, maka siswa akan dipulangkan.
Namun, pihak sekolah membantah kabar tersebut. Sekolah berdalih peraturan tersebut hanya untuk memastikan pakaian siswanya tidak menghalangi aktivitas. Ini juga dimaksudkan untuk mencegah siswanya terjatuh.
Sementara, seorang siswa lainnya mengatakan peraturan baru tersebut memang dikhususkan kepada Muslim.
Menurut data yang dirilis Pew Research Center pada Oktober 2010, muslim Belgia diperkirakan berjumlah 638 ribu orang dari total populasi sebesar 11,2 juta.
Lebih dari 25 persen umat Muslim di Brussels berasal dari Maroko, Turki, Pakistan, Bangladesh, dan beberapa negara Afrika.