Selasa 07 Apr 2015 13:19 WIB

Menperin: Ekspor Isuzu Harus 50 Persen

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Isuzu Giga
Foto: .
Isuzu Giga

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Menteri Perindustrian Saleh Husin meminta agar Isuzu Astra Indonesia agar bisa memenuhi pasar ekspor sebesar 50 persen. Hal ini penting dilakukan untuk membantu mengurangi defisit neraca perdagangan di sektor otomotif. 

"Langkah tersebut sangat sejalan dengan kebijakan pengembangan industri ototmotif yang dikehendaki oleh pemerintah Indonesia, terutama dalam meningkatkan ekspor," ujar Saleh dalam peresmian pabrik Isuzu Astra Indonesia di Karawang, Selasa (7/4).

Saleh menegaskan, investasi di sektor industri otomotif terus mengalami peningkatan. Tingginya minat investasi tersebut menandakan bahwa iklim investasi di Indonesia sudah semakin baik dan telah mampu bersaing dengan negara-negara produsen otomotif lainnya di Asia Tenggara.

Oleh karena itu, pemerintah bertekad untuk menjaga, meningkatkan dan menyempurnakan iklim investasi yang kondusif sehingga para investor memiliki kepastian berusaha yang lebih baik. Di sisi lain, Saleh mengingatkan bahwa untuk mengembangkan industri yang berdaya saing di pasar dalam negeri maupun global, diperlukan dukungan sumber daya manusia (SDM) lokal yang berkualitas. 

Dengan demikian, diharapkan seluruh pabrik-pabrik di Indonesia dapat meningkatkan kemampuan SDM lokal semaksimal mungkin dengan melibatkan secara langsung dalam kegiatan produksi. Selain itu, mereka juga dilibatkan di bidang R&D agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi tuntutan pasar.

"Tidak hanya menambah investasinya di Indonesia, pembangunan pabrik baru Isuzu tersebut diharapkan akan menambah karyawan baru serta meningkatkan jumlah dan kepemilikan pemasok (supplier) lokal dalam kegiatan produksinya," kata Saleh.

Isuzu baru saja membuka pabrik baru di Kawasan Industri Surya Cipta, Karawang, Jawa Barat. Nilai investasi pembangunan pabrik tersebut sebesar Rp. 1,7 triliun dan akan menyerap seribu orang tenaga kerja. Pabrik ini melibatkan sekitar 136 industri komponen tier-1 dan sekitar 544 perusahaan industri komponen tier-2. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement