REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pihak berwenang Turki telah mendeportasi 1.170 orang asing yang diduga melakukan perjalanan melalui Turki untuk bergabung dengan ISIS di Suriah. Presiden Recep Tayyip Erdogan, telah menegaskan tidak memberi toleransi pada warga asing yang menjadikan Turki sebagai pintu masuk menuju Suriah.
"Menurut data Kementerian Luar Negeri, sudah 12.520 orang yang diduga hubungan dengan organisasi teroris telah dilarang memasuki Turki," katanya dalam konferensi pers, Sabtu (11/4).
Presiden menambahkan, bahwa angka-angka itu menunjukkan bahwa Turki sedang melakukan monitoring serius terhadap gerakan ISIS. Erdogan bersumpah untuk melanjutkan usaha blokade distribusi ini.
Awal pekan ini, pasukan keamanan Turki menangkap seorang wanita Inggris di Ankara usai kecurigaan bahwa ia berusaha bergabung dengan kelompok militan di Suriah. Wanita itu kemudian langsung dideportasi ke Inggris pada Kamis.
Sabtu lalu, Turki juga kembali mendeportasi tiga remaja ke London setelah mencegat mereka atas permintaan pemerintah Inggris. Ketiganya didakwa dengan mempersiapkan diri untuk melakukan tindakan terorisme dan ditangkap oleh Polisi Anti-Terorisme, Command Metropolitan.
Turki dilaporkan menjadi co-chair dari sub-komite Internasional, bersama Belanda, mencari cara untuk membendung aliran pejuang asing untuk bergabung dengan ISIS di Suriah.