Ahad 12 Apr 2015 14:43 WIB

Palestina: Jangan Lakukan Aksi Militer di Yarmouk

Suasana di Kota Yarmouk
Foto: bbc
Suasana di Kota Yarmouk

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Rakyat Palestina sangat prihatin mengenai konflik yang berkecamuk di Kamp Pengungsi Palestina di Yarmouk, sebelah selatan Ibu Kota Suriah, Damaskus. Namun mereka menolak penerapan pilihan militer untuk menyelesaikan krisis di sana. Mereka menentang usul Suriah untuk mengebom kamp pengungsi tersebut dan menghancurkannya guna membersihkannya dari anggota ISIS.

"Pilihan militer ditolak oleh rakyat Palestina, dan semua pihak harus berusaha melindungi warga sipil di kamp pengungsi tersebut serta menyelamatkan nyawa mereka," kata Samir Awad, pengulas politik yang berpusat di Ramallah, Ahad (12/4).

Namun, Awad setuju jika masih ada kelompok Palestina yang bersenjata di kamp itu dan memiliki kekuatan untuk memerangi IS. "Mengapa tidak, sebab situasi di sana tak bisa menunggu kontak diplomatik saat rakyat di sana dibunuh atau diusir," kata Awad.

Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengatakan dalam pernyataan melalui surat elektronik, bahwa pihaknya menentang konflik militer apapun di Yarmouk dan menyampaikan penolakannya untuk melibatkan pengungsi Palestina ke dalam konflik dalam negeri Suriah

"PLO menentang jadi bagian dalam konflik ini," keterangan resmi PLO.

PLO menyatakan akan berkoordinasi dengan semua pihak, terutama PBB dan kelompok lain yang tak ingin menyeret kamp pengungsi itu ke dalam tragedi dan kehancuran yang lebih besar. Bahkan Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) dan Jihad Islam, menyuarakan mereka mengenai penggunaan aksi militer di kamp pengungsi Yarmouk.

"Apa yang terjadi di Yarmouk adalah kejahatan besar yang dilakukan oleh kelompok bukan agama. Itu adalah rencana Zionis untuk mengusir orang Palestina di mana pun juga," kata Mohamed Abu Askar, pemimpin senior HAMAS dari bagian utara Jalur Gaza.

Salah El-Bardaweel, pemimpin senior HAMAS yang berpusat di Jalur Gaza, mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa PLO membuat kekeliruan ketika memberi militer Suriah lampu hijau untuk memasuki kamp tersebut guna memerangi gerilyawan ISIS.

Sebelumnya, Perdana Menteri Palestina Ramil Hamdallah mengatakan kepada wartawan, saat ia mengunjungi Kota Nabul di Tepi Barat, pemimpin Palestina melancarkan setiap upaya yang mungkin dilakukan untuk menjauhkan kamp pengungsi itu dari ISIS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement