REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perdana menteri Irak, Haider al-Abadi telah memensiunkan lebih dari 300 perwira sebagai bagian dari upaya untuk merestrukturisasi militer. Restrukturisasi dilakukan setelah ambruknya berbagai divisi saat serangan pejihad tahun lalu.
"Haider al-Abadi telah memensiunkan lebih dari 300 perwira pada kementerian pertahanan sebagai bagian dari rencana untuk mengorganisasi ulang militer serta membuatnya lebih efektif dan efisien," katanya dalam laporan resmi, Senin (13/4).
Pernyataan satu kalimat itu tidak memberikan keterangan rinci soal pangkat maupun posisi para perwira tersebut, ataupun alasan mengapa mereka dibebastugaskan dari korps perwira. Abadi, dalam beberapa kesempatan, telah memberhentikan perwira-perwira angkatan darat dan kepolisian, memecat sejumlah perwira dan mengizinkan sejumlah lainnya untuk pensiun.
Sejumlah divisi dilaporkan kocar-kacir di Irak utara ketika berhadapan dengan serangan yang dipimpin oleh kelompok pejihad Negara Islam (ISIS) tahun lalu. Memaksa pemerintah beralih ke milisi-milisi Syiah untuk memperkuat pasukannya.
Dengan didukung koalisi pimpinan Amerika Serikat serta Iran, pasukan Irak dan paramiliter sekutunya, yang didominasi milisi-milisi dukungan Teheran, telah merebut kembali wilayah penting dari ISIS tahun ini.
Namun, paramiliter propemerintah juga melakukan penjarahan, pembakaran dan pembunuhan semena-mena. Keadaan itu memunculkan kekhawatiran soal peranan besar yang mereka mainkan dalam perang melawan IS.