Rabu 15 Apr 2015 11:02 WIB

Tauhid Ajarkan Nilai Ketuhanan dan Pesan Kemanusiaan

Rep: c 94/ Red: Indah Wulandari
Ahmad Syafii Maarif.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ahmad Syafii Maarif.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Esensi ajaran tauhid dalam Islam mengajarkan tentang nilai-nilai ketuhanan dan mengirimkan pesan kemanusiaan.

“Islam lahir dan berkembang sepenuhnya dalam darah dan daging sejarah, tidak dalam kevakuman budaya. Sebagai agama sejarah, Islam telah, sedang, dan akan terus bergumul dengan lingkungan yang senantiasa berubah,” ujar cendikiawan muslim Ahmad Syafii Maarif, Selasa (14/4).

Sehingga, menurutnya, orang Islam yang tidak manusiawi, tidak berbuat baik dengan sesama manusia, melakukan kejahatan, kekerasan terhadap sesama manusia bukanlah orang yang bertauhid. 

Perilaku itu menunjukkan bahwa muslim tersebut tidak memahami prinsip bersaudara dalam perbedaan dan berbeda dalam persaudaraan.

Menurutnya, tujuan Islam adalah mengarahkan perubahan itu agar tidak tergelincir dari jalan lurus kenabian dan jalan keadilan. Namun, seringkali Islam diasingkan dari persentuhan dengan fakta budaya dan sosial.

“Akibatnya, Islam menjadi ahistoris dan gamang menghadapi perubahan dan gagal mengembangkan misinya menuntun peradaban,” ulas Buya Maarif.    

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement