REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Meskipun produk organik mengalami kenaikan 11 persen tahun ini di Amerika, namun masih ada beberapa kendala yang menghambat perkembangan produksi dan pemasaran. Tantangan itu membuat penjual produk organik harus bekerja lebih keras lagi memasarkan barangnya.
Tantangan utama dalam produksi bahan organik ini, termasuk perjuangan untuk mencukupi sumber bahan-bahan organik. Masih banyak kekurangan dalam susu organik dan telur, persediaan rendah jagung organik dan kedelai untuk pakan ternak dan unggas.
Industri ini juga masih kekurangan dalam sektor buah-buahan dan sayuran, padahal sektor tersebut merupakan bagian terbesar dari pasar organik. Kesulitan terjadi karena susahnya mencari lahan yang cocok untuk pertanian organik.
Beberapa masalah pasokan juga terjadi karena masalah budaya di daerah pertanian. Petani masih melihat bahan organik sebagai musuh yang meremehkan kualitas produk konvensional mereka. Tumbuhan organik juga berarti tidak dapat menggunakan banyak bahan kimia seperti herbisida, yang kebanyakan petani sudah terbiasa menggunakan.
Meski presentase pertahunnya sudah naik, Industri ini juga masih berjuang dengan kebingungan pasar. Dengan banyaknya paket makanan yang menggembar-gemborkan bahan "alami", justru membuat konsumen kebingungan dengan bahan organik. Untuk mengatasi itu, produsen organik menjalin kerja sama dengan suntikan dana dari Departemen Pertanian dengan mengusung kampanye "checkoff " untuk mempromosikan produksnya sendiri dan membuat perbedaan dengan yang lainnya.
Data Asosiasi Perdagangan Organik, seperti dikutip AP, Kamis (16/4), menunjukkan pertumbuhan penjualan di semua negara bagian. Tapi penjualan terkuat tetap berada di Northeast dan di West Coast, dan 73 persen dari pembeli produk organik berkulit putih. Hanya 16 persen dari mereka yang membeli bahan organik Hispanik dan 14 persen pembeli kulit hitam .
Kelompok perdagangan mengatakan penjualan telah melonjak tajam dan rinciannya mirip demografi Amerika Serikat .