REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Enam anak dari keluarga orang rimba yang bermukim di pinggiran Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) Kabupaten Sarolangun-Batanghari (Jambi), diopname di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi karena mengalami berbagai penyakit.
Fasilitator Kesehatan KKI WARSI, Yomi Rivandi di Jambi, Sabtu, mengatakan, enam anak rimba itu mengalami gejala penyakit di antaranya batuk, demam, muntah-muntah, sesak nafas dan susah makan.
"Mereka ada yang sudah dirawat sejak satu minggu lalu, rata-rata mereka mengalami penyakit yang sama yakni infeksi radang paru. Satu di antaranya ada yang dirawat di ICU," kata Yomi.
Enam anak rimba itu yakni, Ngalam (7), Merulah (3), Mendelau (7), Merida (3bulan), Betukang (13), Betumpal (1) dan Betapa (2) yang sedang di ICU. Mereka ada yang di rawat di rumah sakit sejak Sabtu 11 April lalu.
Ngalam dan Merulah, kata Yomi, sebelumnya membutuhkan darah karena HB mereka rendah dan dirawat di ICU, beruntung ada yang mendonorkan darah untuk mereka berdua sehingga mereka bisa pindah dari ruang ICU.
"Orang rimba ini tidak memiliki kartu BPJS kesehatan, karena itu kesulitan meminta darah dari PMI dan harus beli. Tapi syukur ada dua pendonor yang menyumbangkan darah untuk mereka," kata Yomi.
Anak-anak rimba sebelumnya dirawat di RS Hamba Muarabulian Batanghari, tapi mereka tidak mau lagi berobat karena di kelompok mereka sudah dua orang yang meninggal di rumah sakit itu. Padahal jarak kawasan mereka dengan RS Hamba lebih dekat.
"Sebelumnya orang rimba yang pernah dirawat di RS Hamba Muarabulian sekitar 30 orang. Dua di antaranya meninggal dunia. Karena ada yang meninggal mereka tidak mau lagi ke RS itu. Mereka menganggap masih ada kesedihan di ruangan RS itu," kata Yomi menjelaskan.
Sebab itu, Warsi sebagai pendamping orang rimba akhirnya membawa anak-anak orang rimba ini ke RS Raden Mattaher Jambi untuk dilakukan pengobatan intensif.