REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Pusat Muhammadiyah menegaskan pengguna internet telah memalsukan akun Facebook bernama Din Syamsuddin, Ketua Umum Muhammadiyah dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, dengan postingan berisi pernyataan-pernyataan kontroversial.
"Din Syamsuddin tidak memiliki akun Facebook. Akun yang beredar itu adalah palsu dan diduga sengaja dibuat orang tidak bertanggung jawab untuk mendiskreditlan Ketum Muhammadiyah dan Ketum MUI," kata anggota Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Mustofa B Nahrawardaya, Ahad (19/4).
Nahra mengatakan akun palsu tersebut mencirikan radikalisme dengan mempromosikan gerakan anti-Syiah. Soal Syiah, kata dia, PP Muhammadiyah telah menyatakan diri tidak sepaham dengan aliran tersebut. Kendati demikian, Muhammadiyah tidak menyatakan dukungan terhadap gerakan anti-Syiah.
"Itu anti-antian adalah kerjanya pihak tertentu yang ingin menyeret Muhammadiyah menjadi seolah-olah gerakan radikal," katanya.
Nahra menyesalkan perbuatan pihak tidak bertangung jawab tersebut dan meminta akun itu ditutup.
Berdasarkan penelusuran terkini akun dengan nama Prof. Dr. Dien Syamsuddin, MA sudah tidak dapat ditemukan. Saat dikonfirmasi, dia mengatakan hal itu terjadi karena pemilik akun palsu itu menutupnya setelah Nahra mempublikasikan tentang maklumat Din Syamsuddin yang tidak memiliki Facebook.
"Saya sudah beberapa hari lalu minta ditutup, terserah ditutup atau tidak. Saya malah baru tahu kalau sudah ditutup. Kemungkinan 'broadcast message' saya sudah dibaca oleh pembuat akun palsu itu. Saya juga sudah lapor ke pihak berwajib urusan kriminal siber," kata dia.