REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD-- Sudah lebih dari 90.000 orang telah mengungsi karena pertempuran antara pasukan-pasukan propemerintah dan kelompok pejihad Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah Ramadi di provinsi Anbar, Irak, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ahad (19/4).
"Badan-badan kemanusiaan bergegas menyalurkan bantuan bagi lebih dari 90.000 orang yang pergi menyelamatkan diri dari bentrokan-bentrokan di provinsi Anbar," kata PBB dalam sebuah pernyataan.
"Prioritas utama kami adalah menyalurkan bantuan penyelamatan hidup kepada mereka yang mengungsi --makanan, air dan tempat berlindung berada dalam daftar tertinggi prioritas," kata PBB yang mengutip Lise Grande, koordinator kemanusiaan untuk PBB di Irak.
Setidaknya sudah 2,7 juta orang di Irak yang kehilangan tempat tinggal sejak awal 2014, termasuk setengah juta warga dari provinsi barat Anbar, kata PBB. ISIS telah memelopori sebuah serangan pada Juni tahun lalu hingga menduduki wilayah-wilayah di sebelah utara dan barat Baghdad, termasuk sebagian besar Anbar.
Anbar merupakan provinsi gurun luas yang membentang dari kegubernuran Baghdad di timur hingga perbatasan-perbatasan bagian barat dengan Arab Saudi, Jordania dan Suriah. Pemerintah telah kehilangan kendali di beberapa bagian Ramadi dan seluruh kota Fallujah ke arah timur sejak awal 2014.
Pasukan keamanan Irak menjalankan tugas secara mengecewakan pada hari-hari pertama pergerakan ISIS namun telah kembali merebut wilayah penting dengan dukungan terutama dari paramiliter Syiah, koalisi pimpinan Amerika Serikat dan Iran.