REPUBLIKA.CO.ID, YAMAN -- Pemimpin Utama Houthi Abdel Malek menyatakan, memiliki hak untuk menolak apa yang disebutnya sebagai agresi. Hal itu untuk menyikapi pemerintah Arab Saudi yang melakukan serangan udara untuk menghancurkan pemberontak Houthi Yaman.
Nada Abdel-Malek al-Houthi pidato publik pertama sejak serangan udara Saudi menyatakan tak akan berkompromi pada tekanan Saudi. “Saudi dengan serangan udaranya bertujuan untuk menduduki Yaman,” ujarnya seperti dari Al Arabiya, Ahad (19/4).
Selain menuduh Saudi, Abdel juga menuduh Amerika terlibat dalam serangan ke Yaman. “Amerika juga terlibat dalam serangan ke Yaman,” ujarnya dilansir dari saluran TV resmi Iran.
Saat ini, Yaman sedang dilanda konflik antara pemberontak Houthi dan Presiden Yaman yang sah, Abb Rabbo Mansour Hadi. Konflik tersebut bermula karena pemberontak Houthi menggulingkan Hadi. Akibat digulingkan Hadi melarikan diri ke Saudi. Selain melarikan diri ke Saudi, Hadi juga meminta tolong agar dibantu untuk memberantas pemberontak Houthi.
Gara gara inilah akhirnya Saudi beserta negara timur tengah lainnya melancarkan operasi militer ke Yaman. Yaitu bentuknya dalam serangan udara yang mentargetkan titik titik kekuatan Houthi.