REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU-- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyatakan terdapat 72 titik panas atau hotspot di wilayah Sumatera yang mengindikasikan terjadi kebakaran lahan dan hutan, Selasa (21/4).
Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin, di Kota Pekanbaru, mengatakan pencitraan Satelit Terra dan Aqua dengan sensor MODIS mendeteksi dari 72 hotspot di Sumatera, sebagian besar terdeteksi di Provinsi Riau yakni 54 titik panas. Hal tersebut berdasarkan pembaruan pencitraan satelit pada 21 April 2015 pukul 07.00 WIB.
"Titik panas paling banyak berada di Kabupaten Siak dengan 17 titik panas, diikuti Kabupaten Pelalawan dengan 13 titik panas," katanya.
Selanjutnya, Kabupaten Bengkalis terdeteksi sebanyak 10 titik panas, diikuti Kabupaten Indragiri Hilir lima titik dan Kampar empat titik. Kemudian Rokan Hilir ada dua titik serta Kota Dumai, Indragiri Hulu, Rokan Hulu masing-masing satu titik.
Untuk tingkat keakuratan atau confidence di atas 70 persen yang mengindikasikan kemungkinan besar adalah sumber titik api kebakaran terdapat sebanyak 12 titik yang lokasinya di Bengkalis ada empat titik, Pelalawan dan Siak masing-masing tiga titik api serta Indragiri Hilir dan Rokan Hilir masing-masing satu titik api.
Sementara itu, arah angin secara umum dari arah Utara hingga Timur Laut dengan kecepatan 09-25 km per jam. Ia menambahkan, cuaca Riau pada umumnya cerah berawan, peluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang tidak merata pada sore dan malam atau malam dini hari terjadi di sebagian besar wilayah Riau khususnya wilayah Riau bagian Barat dan Selatan.
Titik api di Provinsi Riau dalam sepekan terakhir kembali bermunculan setelah beberapa waktu lalu ratusan hektar kebakaran hutan dan lahan yang terjadi berhasil di padamkan dengan menggunakan sistem hujan buatan.
Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Riau yang mengalami kebakaran hutan dan lahan yang cukup parah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, mengaku kesulitan sumber air untuk memadamkan api di lokasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.