Rabu 22 Apr 2015 05:52 WIB

Paling Lambat Tiga Hari, 37 WNI Akan Dievakuasi dari Yaman

Rep: C08/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
  Kantor Kedutaan Besar RI (KBRI) di Sana'a, Yaman, Senin (20/4), hancur setelah terkena serangan bom.
Kantor Kedutaan Besar RI (KBRI) di Sana'a, Yaman, Senin (20/4), hancur setelah terkena serangan bom.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Juru bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir atau Tata mengatakan, sebanyak 37 Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Yaman akan dievakuasi dari Yaman. Saat ini kata Tata ke-37 WNI tersebut baru saja dibawa dari Ibukota Sana’a ke Kota Al-Hubaidah.

“Yang di Sana’a sudah kita bawa ke Al Hubaidah, itu ada sebanyak 37 WNI. Paling lambat dua atau tiga hari lagi kita bawa ke Indonesea,” kata Tata kepada Republika, Selasa (21/4).

Tata menyebut, harusnya 37 WNI tersebut bisa saja dipulangkan hari ini. Akan tetapi, hal tersebut harus mengalami penundaan karena masih adanya bberapa WNI yang menunggu untuk dievakuasi.

“Sebenarnya mereka bisa kita pulangkan hari ini. Akan tetapi, ada yang ingin sebaiknya menunggu beberapa WNI yang siap dievakuasi beberapa lagi,” ujar Tata.

Seperti diketahui, kondisi di Yaman yang saat ini terjadi konflik perang saudara semakin tidak kondusif. Konflik di negara ini bermula sejak keberhasilan pemberontak Syiah Houthi mengambil alih pemerintahan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi. Akan tetapi perang saudara ini semakin menyita perhatian dunia lantaran ikut campurnya negara-negara dari Liga Arab, yang dipimpin Arab Saudi yang ikut membantu untuk menyerang kubu Houthi.

Terakhir, kemarin, Senin (20/4) kantor Kedutaan Besar RI di Sana’a ikut menjadi objek pengeboman. Akibatnya kondisi gedung KBRI mengalami kerusakan hingga 80 persen. Akan tetapi, Kemenlu menyebut KBRI bukanlah sasaran utama sebagai objek pengeboman. Karena yang diincar penyerang adalah depot amunisi yang tidak jau dari gedung KBRI.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement