REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Salah satu rangkaian peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60, Asia Africa Smart City Summit (AASCS) 2015 resmi diselenggarakan hari ini. AASCS ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh General Chairman AASCS 2015, Wali Kota Bandung, Gubernur Jawa Barat dan Wali Kota Victoria.
Dalam peresmian pembukaan AASCS 2015, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyampaikan sambutan dengan berbagai bahasa. Secara umum, Aher menyampaikan sambutannya dalam bahasa Inggris sambil sesekali menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Arab.
"Dengan mengucap bismillah, Asia Africa Smart City Summit resmi dibuka," ujar Aher di Grand Ballroom The Trans Luxury Hotel, Rabu (22/4).
General Chairman AASCS 2015 Suhono H. Supangkat menyatakan urbanisasi dan modernisasi yang terjadi saat ini tak pelak menimbulkan permasalahan perkotaan baru. Di antaranya, saat ini masyarakat dihadapkan pada masalah over populasi dan pelayanan publik. Akan tetapi, di sisi lain perkembangan teknologi juga menyediakan banyak inovasi yang dapat dimanfaatkan untuk mencari solusi permasalahan tersebut.
Melalui AASCS Suhono menyatakan akan ada banyak kesempatan dan keuntungan yang bisa diraih oleh negara-negara Asia Afrika. Selain itu, melalui AASCS 2015, Suhono berharap solidartias antarnegara Asia Afrika dapat lebih solid.
Wali Kota Victoria, Seychelles, Jacqueline Moustache-Belle juga mengapresiasi diinisiasinya AASCS 2015 ini. Jacqueline menilai saat ini negara-negara Asia Afrika sudah siap untuk menuju dan berproses menjadi smart city. Ia juga berharap agar hubungan yang terjalin antarnegara Asia Afrika melalui smart city ini dapat terus terjalin.
"Kita harus membuat dunia tahu siapa kita sebenarnya," ujar Jacqueline.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan negara-negara Asia Afrika mewakili setengah dari populasi dunia. Karena itu, penting bagi negara-negara Asia Afrika untuk berperan dan mencari solusi dari berbagai isu dunia saat ini. Pasalnya dengan mewakili setengah populasi, negara-negara Asia Afrika memiliki kekuatan yang diperhitungkan. Selain itu, Ridwan juga menyatakan teknologi saat ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas peradaban masyarakat.
Karena itu, melalui konsep smart city dan pemanfaatan teknologi, negara-negara Asia Afrika bisa saling berbagi untuk menemukan solusi berbagai isu yang terjadi.
Di antaranya, Ridwan ingin agar isu-isu permasalahan kemacetan, kemiskinan, akses terhadap pelayanan kesehatan dan pendidikan bisa mendapatkan jalan keluar. Selain itu, Ridwan juga menilai hal baru dan relevan yang bisa mengembalikan kekompakan negara-negara di Asia Afrika ialah smart city.