REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) mengecam Event Organizer Divine Production yang menggelar pesta bikini. Pesta yang diberi tema 'Splash after Class' yang direncanakan digelar pada 25 April mendatang di sebuah hotel di Jakarta dinilai telah mencoreng wajah pendidikan Tanah Air, pasalnya acara tersebut bertujuan untuk merayakan berakhirnya UN.
"Seharusnya pelajar setelah UN di ajak untuk muhasabah bukannya malah di ajak pesta bikini,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah M. Khoirul Huda di Jakarta, (23/4).
Dalam poster pesta bikini yang beredar beberapa nama sekolah menjadi pendukung pada acara tersebut, termasuk nama SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun Jakarta Timur. Namun setelah dikonfirmasi oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin, Slamet Sutopo yang juga kepala sekolah SMA Muhammadiyah menyatakan nama sekolahnya dicatut oleh penyelenggara. “Masa iya kita ikut, apalagi “supported by” dalam acara yang hanya mengenakan bikini.” ujarnya.
PP IPM merasa nama Muhammadiyah dirugikan atas pencatutan tersebut khususnya SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun, untuk itu IPM mendesak EO acara tersebut untuk memberikan klarifikasi dan memohon maaf kepada sekolah-sekolah yang di catut namanya terutama SMA Muhammadiyah, “Di sekolah Muhammadiyah kami diajarkan bagaimana siswa selain berilmu dan terampil juga harus berakhlak mulia sesuai dengan ajaran agama islam, pencatutan tersebut sangat merugikan kami” imbuh huda yang juga pernah bersekolah di salah satu SMA Muhammadiyah di Lampung.
Selain itu PP IPM menghimbau kepada Guru dan orang tua untuk serius mengawasi anak-anaknya, jika di rumah orang tua bisa mengontrol anak dengan baik, begitu pula di sekolah guru bisa mengontrol langsusng siswanya. "Tapi jika sudah di lingkungan luar maka siswa bebas tanpa kawalan untuk ikut acara apapun. Khawatirnya ikut tertarik acara macam pesta bikini yang konon sudah berlangsung dari tahun ke tahun," ujarnya.