REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga kemanusiaan nasional PKPU akan mengirimkan tim untuk turut memberikan bantuan pascagempa yang melanda wilayah Nepal.
"Jika situasi sudah memungkinkan dan wilayah kejadian sudah dapat diakses untuk bantuan internasional," kata Sukismo Manager Humas PKPU kepada Republika Online, Ahad (26/4).
PKPU sendiri akan terus berkoordinasi dan menjalin komunikasi dengan Pemerintah Republik Indonesia dan stakeholder lainnya untuk proses pemberian bantuan.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, bencana seperti ini setidaknya dibutuhkan tim SAR, tim medis, supply kebutuhan medis rumah sakit dan tenda rumah sakit. Juga kantong mayat, helicopter, selimut tebal dan alas kaki dan food distribution.
Gempa berkekuatan 7.8 SR mengguncang Nepal pada 25 April 2015 lalu. Titik epicentrum di distrik Lamjung (Barat Laut) Kathmandu. Gempa menyebabkan longsoran salju dan batu di Everest, dilaporkan 13 jiwa selamat dan lainnya masih hilang.
Situs Earthquake-report.com melaporkan hingga kini warga masyarakat yg meninggal dunia mencapai 1911 (1832 Nepal, 13 China, 62 India, 4 Bangladesh) dan diperkirakan akan terus meningkat.
Pemerintah setempat melaporkan 30 dari 75 wilayah di negara tersebut terdampak langsung di wilayah pusat dan barat, termasuk wilayah lembah Kathmandu, termasuk 2 kota besar, Kathmandu dan Pokhara. Mereka sudah meminta bantuan internasional terutama kebutuhan kemanusiaan, seperti SAR, tim medis, bahan kebutuhan rumah sakit, dan lain-lain.
Wilayah terdampak di pusat dan sebelah barat region. Termasuk wilayah pegunungan dan perbukitan, wilayh terdampak paling parah termasuk, Sindulpalchowk, Kavre, Nuwakot, Rasuwa, Dolakha, di CR dan Kaski, Gorkha, Lamjung sebelah barat.
Bangunan bersejarah ikut hancur di pusat kota Kathmandu, rumah sakit kelebihan pasien, supply bantuan darurat terhambat, kamar mayat kelebihan muatan.
Dokter dari RS BIR dilaporkan melayani pasien hingga jalan-jakan. Pemerintah Nepal sendiri sudah meminta bntuan internasional untuk bantuan kemanusiaan.