Senin 27 Apr 2015 22:17 WIB

Menlu Yaman Tolak Pembicaraan Damai yang Diusulkan Saleh

Rep: Gita Amanda/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Konflik Yaman
Foto: Youtube
Konflik Yaman

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Menteri Luar Negeri Yaman Riyadh Yasin, pada Ahad (26/4), menolak seruan pembicaraan damai yang diusulkan mantan Presiden Ali Abdullah Saleh. Ia mengatakan, operasi militer koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap pemberontak Houthi tak akan berakhir.

Pada Jumat (25/4), Saleh menyerukan digelarnya pembicaraan damai yang ditengahi PBB untuk menyelesaikan konflik di Yaman. Menurutnya pembicaraan bisa diselenggarakan di Jenewa.

Namun usulan Saleh tersebut ditolak oleh Yasin. Selama ini loyalis Saleh diketahui ikut membantu Houthi dalam melakukan pemberontakan untuk menggulingkan pemerintahan pusat.

"Seruan ini tak dapat diterima setelah semua kehancuran yang disebabkan Ali Abdullah Saleh. Tak ada tempat bagi Saleh dalam pembicaraan politik di masa mendatang," katanya dalam konferensi pers di London.

Yasin menyampaikan komentarnya tersebut setelah serangan udara, laut dan darat dilancarkan koalisi terhadap kelompok Houthi pada Ahad. Ini dipandang sebagai pertempuran yang luas, sejak koalisi Saudi melancarkan serangan udara bulan lalu.

Koalisi Saudi pada Ahad memang membantu pasukan pemerintah melancarkan serangan ke sejumlah sasaran di beberapa kota. Para pejabat keamanan mengatakan, salah satu pertempuran terjadi di Taiz antara pasukan pemerintah dan pemberontak. Serangan menewaskan sekitar 20 warga sipil dan melukai puluhan lainnya.

Serangan di Taiz menghancurkan gedung-gedung pemerintahan dan keamanan di pusat kota. Mortir tanpa pandang bulu menghantam sejumlah rumah pribadi bahkan mendarat di salah satu titik rumah sakit.

Warga Taiz menjelaskan melalui sambungan telepon, artileri ditembakkan tanpa henti. Warga di kota tersebut berusaha mencari perlindungan di mana pun mereka bisa.

"Ini seperti rumah kami yang menjadi target militer. Kami meninggalkan rumah bersama anak-anak kami, sebab rudal menghujani kami tanpa belas kasihan," kata salah seorang warga Tawfiq Al-Maamari.

Serangan udara terus terjadi, mempersulit peluang diselenggarakannya dialog damai. Padahal Saudi pekan lalu, telah menyatakan mengurangi serangan dan akan fokus pada isu-isu diplomasi kemanusiaan dan kontra-terorisme. Kedua belah pihak mengatakan mereka menyambut upaya dialog.

Pertempuran meluas di seluruh Yaman pada Ahad. Serangan udara memukul Sanaa, Dhamar, Marib, Aden, Shabwa, Hajjah, Saada, Ibb, dan Lahj. Di Sanaa, serangan menargetkan pangkalan militer yang terkenal dengan gudang senjata. Sedangkan di Aden, serangan udara menargetkan pemberontak yang sedang bertempur melawan pasukan Abd-Rabbu Mansour Hadi.

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement