REPUBLIKA.CO.ID, NEPAL – Relawan dan bala bantuan terus berjuang di tengah kehancuran Nepal akibat gempa yang mengguncang Kathmandu, Sabtu (25/04). Mereka menggali reruntuhan dengan tangan kosong dan melakukan opersi di ruang pengobatan darurat mengingat medan yang sulit dijangkau.
“Informasi ke daerah-daerah terpencil sangat kurang pada saat ini. Itu karena jalan tertutup dan komunikasi tidak berjalan,” kata seorang pejabat Save the Children Devendra Singh Tak, dikutip dari CNN.
Akibatnya, korban pun terus bertambah. Hingga malam tadi, setidaknya 3.954 orang diketahui tewas dan lebih dari 7 ribu orang terluka.
Dokter di salah satu rumah sakit Kathmandu Dr Sanjay Gupta mengatakan akibat membeludaknya pasien, pada dokter beroperasi di kamar yang biasanya tidak digunakan sebagai ruang operasi. Bagitu pun pasokan obat-obatan di rumah sakit yang terus menipis.
“Meski pun dunia internasional telah mengirimkan bantuan, sulitnya akses membuat bantuan dan relawan sulit mencapai lokasi” kata Sanjay.
Rasa trauma yang berlebihan membuat masyarakat enggan untuk tinggal di dalam ruangan. Itu karena mereka takut terjadi gempa susulan.