REPUBLIKA.CO.ID, GOWA -- Kondisi lembaga pemasyarakat (Lapas) kerap membuat penghuninya tertekan. Lapas tak ubah seperti tempat yang jauh dari kondisi rumah sendiri. Hal itu juga terjadi di Lapas Perempuan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yambise mengatakan, Lapas Perempuan harus bisa dirasakan seperti sebuah rumah. Sehingga walau perempuan berada di dalam Lapas, mereka masih bisa melakukan kegiatan seperti bermain, bekerja, hingga berkomunikasi dengan warga.
"Apa yang biasa dilakukan di rumah harus dilakukan di Lapas. Jangan sampai mereka stres. Walaupun tetap harus melalui penjagaan," ujar Yohana, Kamis (30/4).
Dia juga mengimbau penghuni lapas meningkatkan kreatifitas. Para perempuan ini wajib melakukan berbagai hal positif seperti latihan drama atau seni budaya lain. Di sisi keagamaan juga pengurus Lapas harus memperhatikan sisi keagamaan penghuni Lapas.
Yohana yang datang di Lapas Perempuan Bolangi didampingi Duta Besar Sri Langka Anoja Wijeyesekera menjelaskan, keberadaan perempuan di dalam Lapas juga tidak boleh mendapatkan perbedaan dengan mereka yang berada di luar, termasuk dalam mengurus anak. Keberadaan bayi di Lapas harus diurusi dengan baik karena mereka merupakan penerus bangsa.