Kamis 30 Apr 2015 19:28 WIB

Wapres Minta Aksi Buruh tak Langgar Undang-Undang

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Karta Raharja Ucu
 Wapres Jusuf Kalla menyampaikan paparan ketika membuka Muktamar III Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia di Jakarta, Kamis (30/4).  (Antara/Wahyu Putro)
Wapres Jusuf Kalla menyampaikan paparan ketika membuka Muktamar III Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia di Jakarta, Kamis (30/4). (Antara/Wahyu Putro)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang hari Buruh pada 1 Mei esok, ribuan buruh akan melakukan aksinya di Jakarta. Wakil Presiden Jusuf Kalla pun meminta agar demo buruh tetap dapat berjalan dengan baik tanpa melanggar undang-undang.

"Ya kita harapkan semua di Indonesia itu unjuk rasa dijamin sebagai hak, asal jangan melanggar UU," kata Kalla di kantor Wapres, Jakarta, Kamis (30/4).

Kalla melanjutkan, aksi demo buruh ini juga diharapkan tidak menguasai jalan serta merusak sarana publik.  "Tidak boleh menguasai jalan keseluruhan, tidak boleh merusak, dsb. Itu penting. Hanya, tidak perlu kita mengimbau. Hanya taat UU saja. Jangan merusak, menghalangi orang lain," kata Wapres.

Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal memastikan rencana aksi unjuk rasa sejuta buruh di seluruh Indonesia dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional akan berjalan tertib. Pada aksi turun ke jalan nanti juga akan diikuti berbagai organisasi seperti KSPI, KSPSI, KSBSI, hingga SBPTI yang ada di 30 provinsi dan 250 kabupaten/kota. Khusus aksi di Jakarta, kata dia, ia mengklaim sekitar 150 ribu buruh yang akan long march.

Dalam aksi ini, mereka akan menolak kebijakan upah murah. Selain itu, mereka juga meminta peraturan pemerintah (PP) Jaminan Pensiun Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan diterbitkan dan jaminan pensiun untuk karyawan swasta termasuk buruh tetap diberlakukan pada Juli 2015.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement