REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Syariah Pusat DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Surahman Hidayat menilai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), masing-masing negara ASEAN akan berusaha menawarkan konsep pendidikannya. Menurutnya, Indonesia juga harus siap berbaur, tetapi tidak harus melebur dan pada sisi itu diperlukan karakter yang tangguh yang ditanamkan melalui sistem pendidikan nasional.
"Disinilah karakter tangguh dibutuhkan agar kita bisa memegang teguh akar budaya, nilai, dan cita-cita luhur Bangsa Indonesia," ujarnya, Sabtu (2/5).
Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI itu menekankan pentingnya pembinaan karakter. Sebab, pendidikan tidak sekedar memberi ilmu atau keterampilan. Ia berpendapat pendidikan ialah tentang kebermanfaatan, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
"Apapun ilmu yang dipelajari, bila tidak memberi manfaat dapat berbalik arah, bahkan membawa kerugian," katanya.
Pendidikan nasional, kata dia, bagaikan sebuah bangunan besar yang sudah ada sejak dahulu. Saat ini menurut dia tinggal melanjutkannya dan apabila perlu dilakukan penambahan atau penambalan pada bagian yang kurang.
"Oleh karena itu, dalam sistem pendidikan nasional diperlukan evaluasi menyeluruh dari waktu ke waktu," ujarnya.
Anggota Komisi X DPR RI tersebut menilai Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) sudah cukup baik. Ia pun berharap pemerintah dapat memanifestasikan prinsip-prinsip UU tersebut kedalam berbagai program yang tepat sasaran.