REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara kemenpora, Gatot S Dewa Broto menyebut tuntutan ganti rugi klub kepada Kemenpora, salah alamat. Sebab kemenpora tidak menyebabkan klub menuai kerugian besar dari penghentian kompetisi ISL. Sebaliknya, kemenpora malah ingin kompetisi tetap berjalan kembali di bawah naungan kemenpora untuk sementara waktu.
“Tuntan ganti rugi klub itu salah alamat,” Ujar Gatot S Dewa Broto, Ahad (3/5).
Gatot melanjutkan, sejak pembekuan PSSI. Kemenpora tidak menyebutkan kompetisi juga dibekukan. Tapi, kompetisi akan dijalankan sementara di bawah naungan tim transisi Kemenpora yang akan diumumkan minggu depan. Terkait dengan operator liga. Gatot memastikan akan mencari operator lain selain PT Liga, Jika PT Liga tak mau menjalankan kompetisi di bawah naungan kemenpora.
Ia mengingatkan, Kemenpora telah mencoba bertemu dengan 18 klub dan PT Liga untuk membicarakan masalah kompetisi. Bahkan, kemenpora bakal membicarakan masalah kompetisi tersebut kepada FIFA. Ini dilakukan agar FIFA bisa mengakui hasil kompetisi yang dijalankan kemenpora hingga PSSI baru terbentuk.
Tapi, kata dia, sebanyak 18 klub malah menunjukan sikap berbeda sejak pertemuan dengan menpora beberapa waktu lalu. Klub malah menunjukan sikap dan meminta pengakuan kepengurusan baru PSSI. Sebab hanya PSSI yang sah dan bisa menjalankan kompetisi ISL 2015.
Penolakan 18 klub terhadap kompetisi yang akan dijalankan kemenpora itu berujung buntu. Karena PSSI secara resmi menghentikan kompetisi dengan alasan Force Mejeure (keadaan darurat). Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti mengatakan, penghentian kompetisi itu dilakukan juga untuk mengurangi kerugian klub.