Senin 04 May 2015 08:00 WIB

Krisis Mediterania, Ribuan Imigran Diselamatkan di Laut

Rep: C36/ Red: Ilham
Ratusan imigran sub-Sahara Afrika diselamatkan oleh Petugas Penyelamatan Maritim di Selat Gibraltar saat mencoba memasuki pantai Spanyol dengan menggunakan perahu kecil pada Senin (11/8).
Foto: EPA/A. Carrasco Ragel
Ratusan imigran sub-Sahara Afrika diselamatkan oleh Petugas Penyelamatan Maritim di Selat Gibraltar saat mencoba memasuki pantai Spanyol dengan menggunakan perahu kecil pada Senin (11/8).

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Para penjaga pantai Italia mengatakan, lebih dari 5.800 imigran diselamatkan selama dua hari terakhir, Sabtu-Minggu (2-3/5). Selain itu, 10 mayat yang diduga para imigran ditemukan di lepas pantai Libya.

Dilansir dari BBC, para imigran  dijemput dari perahu kayu dan karet melalui 17 operasi terpisah oleh penjaga pantai Italia dan Perancis. Mereka kemudian diangkut ke Italia, sementara penyelamatan lain terus berlangsung.

Setidaknya, ada 1.750 imigran yang tewas tahun ini saat menyeberangi laut Mediterania. Jumlah itu meningkat drastis 20 kali lipat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2014, diketahui ada 96 imigran yang meninggal karena kasus serupa.

Diperkirakan, jumlah akhir imigran yang diselamatkan sejak akhir pekan lalu akan terus meningkat. Sementara hari penyelamatan tersibuk sepanjang tahun adalah 12 - 13 April lalu, di mana  6.500 imigran dijemput dari laut.

Banyak imigran diperkirakan tetap menyeberang pada beberapa pekan mendatang. Cuaca yang tenang menjadi faktor utama penyeberangan tersebut.

Dalam insiden terpisah pada Minggu, tiga orang tewas ketika sebuah kapal yang membawa mereka tenggelam di lepas pantai Mesir. Menurut media pemerintah Mesir, sebanyak 31 pendatang berhasil diselamatkan dari insiden ini.

Pada Sabtu, para penjaga pantai Italia menyelamatkan 397 imigran dari satu perahu. Mereka tiba di pulau Lampedusa, Italia selatan, pada hari yang sama.

Pertemuan darurat bulan lalu membahas krisis ini. Para pemimpin Uni Eropa mengatakan, mereka akan mengeluarkan dana tiga kali lipat. Jumlah itu barlaku jika penyelamatan dilakukan oleh lembaga perbatasan Uni Eropa, Frontex. Para pemimpin juga manargetkan adanya serangan militer kepada kapal-kapal penyelundup.

Italia mengabaikan misi pencarian dan penyelamatan tahun lalu. Keputusan itu secara luas dikritik pada bulan April setelah lebih dari 800 orang tewas ketika kapal tenggelam dalam kecelakaan tunggal di laut Mediterania.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement