REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Dalam acara pelantikan pengurus pusat Partai Amanat Nasional (PAN), seluruh partai politik diundang. Bahkan, PAN juga mengundang dua parpol yang tengah berkonflik, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Golkar.
Sekretaris Jenderal PAN, Edy Soeparno mengakui dua parpol yang berkonflik juga diundang. Dari dua kepengurusan parpol yang berkonflik itu, PAN lebih memilih untuk mengundang kepengurusan PPP Djan Faridz dan Golkar Aburizal Bakrie (ARB).
"Kita lihat acara pelantikan ini silaturahim besar bukan pertarungan politik, kami mengundang 12 ketua umum parpol," kata Edy di Jakarta, Senin (4/5).
Edy menambahkan, alasan PAN mengundang kubu Djan Faridz dan ARB karena dua kubu ini yang masih diakui di DPR RI. Menurutnya, PAN tidak ingin terjebak dalam perdebatan dualisme kepengurusan internal parpol lain. PAN hanya berpegang pada legalitas yang masih diakui di DPR RI.
Ketua Panitia Rakernas, Yandri Susanto menegaskan, di DPR RI, kepengurusan yang diakui memang PPP Djan Faridz dan Golkar ARB. Meskipun sudah ada Surat Keputusan (SK) Menteri Hukum dan HAM. Namun, SK tersebut saat ini belum berlaku karena sedang digugat.
"Sampai hari ini yang masih diakui di DPR adalah ARB dan Djan Faridz, SK itu belum berlaku," kata dia.