Kamis 07 May 2015 15:08 WIB

Amien Rais: Kumpulnya Pimpinan Parpol Awal Bagus Pemerintahan

Rep: Agus Raharjo/ Red: Ilham
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (tengah) bersama Ketua Dewan Kehormatan DPP PAN Amien Rais (dua kiri), Sekjen Eddy Soeparno (kiri), Wakil Ketua Umum Bara Hasibuan (dua kanan), dan Bendahara Umum Nasrullah di Jakarta, Jumat (27/3). (Republika/Yasin Habibi)
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (tengah) bersama Ketua Dewan Kehormatan DPP PAN Amien Rais (dua kiri), Sekjen Eddy Soeparno (kiri), Wakil Ketua Umum Bara Hasibuan (dua kanan), dan Bendahara Umum Nasrullah di Jakarta, Jumat (27/3). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais mengatakan, berkumpulnya pimpinan partai politik dalam satu acara menjadi momentum luar biasa. Menurutnya, kejadian di pelantikan pengurus PAN tadi malam sangat langka, dimana pimpinan parpol pendukung Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) bertemu.

"Figur-figur top dari KMP-KIH bisa bersama ini awal yang bagus," kata dia usai acara pelantikan pengurus pusat PAN di Balai Sudirman, Rabu (6/5), Malam.

Kedatangan figur utama di parpol KMP-KIH ini, kata Amien, menunjukkan sosok Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan sebagai sosok perekat dua koalisi ini. Sebab, selama ini, pada kenyataannya dua koalisi yang muncul saat pemilihan presiden ini masih terus berseteru. Padahal, bangsa ini sangat membutuhkan persatuan dan kesatuan.

Mantan Ketua Umum PAN ini mengatakan, kalau pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak solid dan membiarkan kegaduhan politik tidak berhenti, maka yang akan rugi adalah bangsa dan rakyat Indonesia. Amien menghimbau pemerintah jangan lagi mencampuri urusan internal parpol Golkar dan PPP maupun parpol lain.

"Suatu pemerintahan yang menyedot energinya untuk mengurusi politik orang lain, partai lain itu memperlemah dan mengurangi fokus," tegas Amien.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement