Selasa 05 May 2015 21:11 WIB

Pengamat: Konflik PPP dan Golkar Untungkan Partai Lain

Rep: C72/ Red: Karta Raharja Ucu
Ketum Partai Golkar Agung Laksono memberi sambutan saat pembukaan Rapimnas I DPP Partai Golkar di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (8/4).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketum Partai Golkar Agung Laksono memberi sambutan saat pembukaan Rapimnas I DPP Partai Golkar di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Haryadi menilai, konflik yang terjadi pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Golongan Karya (Golkar) akan menimbulkan peluang terpecahnya suara parpol tersebut. Konflik di PPP dan Golkar menurutnya membuat partai lain akan berpeluang untuk memperoleh suara yang lebih banyak dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

“Peluang itu akan timbul di beberapa daerah,” kata Haryadi kepada ROL, Selasa (5/5). Menurutnya, potensi peluang itu akan terus ada selama proses politik dan hukum terkait sengketa PPP dan Golkar belum terselesaikan.

Pada sisi yang lain, hal itu juga memiliki dampak negatif, terutama bagi PPP dan Golkar. Ia mengatakan, dengan adanya konflik internal, maka kedua partai serta figur calon kepala daerah dari PPP dan Golkar berpotensi tidak dapat turut serta pada Pilkada periode 2015.

Secara peta politik, lanjut Haryadi, pemetaanya akan berbeda dengan Pemilihan Legislatif (Pileg) atau Pemilihan Presiden (Pilpres). “Terjadi perbedaan karena Pilkada langsung dan serentak ini cenderung bersifat lokalistik,” kata dia.

 Hal itu membuat konfigurasi kekuatan politik maupun figur calon kepala daerah dari masing-masing daerah akan berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lainya. Karenanya, ia mengatakan pada Pilkada ini tidak memungkinkan untuk dapat memetakan kekuatan politik nasional secara seragam.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement