REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar politik Universitas Indonesia, Maswadi Rauf menilai tidak masalah jika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali maju dan terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Ia pun mengatakan SBY tidak bisa dibandingkan dengan Megawati, yang juga tetap menjadi Ketua Umum PDIP.
Menurutnya, sosok SBY yang penuh kharisma juga menjadi kepastian dirinya terpilih menjadi ketua umum kembali dalam Kongres Partai Demokrat pekan depan. "Kalau SBY itu sedikit berbeda dengan Megawati. Megawati itu tidak bisa dilawan," kata Maswadi kepada ROL, Rabu (6/5).
Ia melanjutkan, SBY adalah tokoh pendiri yang telah memajukan partainya menjadi sebesar saat ini. Letak perbedaan Presiden RI ke-6 ini dengan Megawati adalah posisinya dalam menaungi partai. Megawati dinilainya bersikap otoriter sehingga siapapun tidak berani melawan putri presiden pertama negara ini.
Maswadi menjelaskan keotoriteran Megawati terbukti dengan pemilihannya kembali menjadi ketua umum yang dipilih secara aklamasi. Itu terlihat bahwa kader PDIP tidak berani melawan ataupun membangkang dari dirinya. Megawati terpilih menjadi ketua umum atas dasar kepatuhan kadernya.
Berbeda dengan SBY yang dinilai pria kelahiran Riau ini di mana masih ada kader yang berani melawan untuk bersaing dengan dirinya dalam pemilihan ketua umum. Ini membuktikan SBY tidak sepenuhnya mengendalikan partai yang membuat kadernya menjadi terlalu patuh dengannya.
Sosok SBY, ujarnya, masih memiliki kharisma sebagai pemimpin di kalangan pendukungnya. Bukan kepatuhan yang menjadikan dirinya harus diusung kembali menjadi orang nomor satu di partai berlambang mercy tersebut.
"SBY memiliki kharisma di kalangan pendukung sedangkan Megawati memiliki kepatuhan pendukungnya," ujarnya.
Pada kongres yang akan dilaksanakan di Surabaya mendatang ini SBY akan bersaing dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie dan politisi muda I Gede Pasek.