REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar politik Universitas Indonesia Maswardi Rauf mengatakan konflik internal partai karena perbedaan pilihan ketua umum mungkin saja terjadi. Namun hal itu bisa dihindari jika semua proses pemilihan ketua umum dalam kongres dilakukan secara terbuka.
Hal ini diungkapkan Maswardi menanggapi Partai Demokrat yang akan melaksanakan kongres pada 11-13 Mei mendatang. Banyak kader yang mendukung penuh Susilo Bambang Yudhoyono menjadi ketum bahkan menggulirkan wacana aklamasi. "Kalau semua dilakukan terbuka tidak akan ada konflik internal," katanya, Rabu (6/5),
Menurutnya, terbuka juga dalam arti kebebasan kader yang juga ingin mencalonkan diri bersaing dengan SBY. Partai tidak boleh melakukan tekanan-tekanan yang menghambat calon lainnya.
Ini dinilainya akan menciptakan sistem pemilihan yang terbuka guna menghindari konflik seperti partai lainnya. Partai berlambang Mercy ini harus belajar dari partai lainnya yang sudah mengalami konflik akibat pemilihan ketum.
Para pendukung SBY, ujar dia, juga tidak perlu merisaukan pencalonan kader lain hingga mewacanakan aklamasi. Walaupun menurutnya SBY dapat dipastikan akan memenangi kursi pimpinan. Namun, proses keterbukaan ini membuktikan demokrasi tetap berjalan di partai sehingga memperkecil kemungkinan konflik besar.