Kamis 07 May 2015 09:11 WIB

Hadapi Islamofobia, Umat Islam Harus Lebih Rasional

Rep: c 93/ Red: Indah Wulandari
Muslim Indonesia saat berdialog di Noble Park School, Victoria, Australia.
Foto: Heri Ruslan/Republika
Muslim Indonesia saat berdialog di Noble Park School, Victoria, Australia.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perilaku Islamofobia dari kalangan eksternal umat Islam harus membuat kalangan muslim bersikap lebih rasional.

“Tidak boleh umat Islam menyamakan setiap orang Barat itu pasti tidak suka terhadap Islam. Kita (umat Islam) bisa lebih rasional kedepan dan tidak mengedepankan kekerasan. Tidak karena kita merasa dihina, lalu menimbulkan kekerasan,” jelas  sosiolog Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Musni Umar, Kamis (7/5).

Memang, lanjut dia, ada beberapa pihak yang membenci ajaran Islam. Tetapi, banyak juga orang yang bersikap rasional.

Maka, umat Islam disarankannya agar melakukan sosialiasi terhadap masyarakat Barat secara terus menerus. Dia juga menghimbau orang-orang yang ahli agama bisa menyampaikan pemahaman yang rasional. Misalnya, terkait sosok Nabi Muhammad SAW yang tidak boleh divisualisasikan.

 

“Kan bisa mengungkapkan hadist atau apapun juga yang terkait permasalahan tersebut sehingga tumbuh pemahaman di kalangan masyarakat,”  kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, lomba menggambar kartun Nabi Muhammad SAW diselenggarakan oleh American Freedom Defense Initiative, sebuah organisasi yang secara aktif terus menyebarkan kebencian terhadap Muslim di Amerika Serikat.

Acara tersebut dihadiri oleh politikus ternama Belanda, Geert Wilders yang selama ini dikenal sebagai tokoh anti-muslim.

 

Presiden lembaga tersebut Pamela Geller mengatakan, kegiatan yang diadakannya bertujuan kebebasan berpendapat sebagai respons dari kekerasan ketika menggambar Nabi Muhammad di Charlie Hebdo. Gambar terbaik dari lomba tersebut diganjar hadiah sekitar Rp 130 juta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement