REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 18 klub peserta Indonesia Super League (ISL) dan operator liga, PT Liga Indonesia telah sepakat tidak akan mengikuti kompetisi di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Ke-18 klub tetap ngotot untuk mengikuti kompetisi di bawah naungan induk sepak bola Indonesia, PSSI.
Hal itu disampaikan langsung oleh manajer Pusamania Borneo FC, Aidil Fitri, setelah pertemuan dengan PT Liga Indonesia di Hotel Parklane, Jakarta, Rabu (6/5). Pada pertemuan itu berlangsung cukup lama, dan tercatat hanya perwakilan Perseru Serui yang tidak hadir. Menurut Aidil kesepakatan tersebut lahir karena klub tidak ingin Indonesia dijatuhi sanksi oleh FIFA.
"Intinya, kami tidak ingin mengikuti kompetisi di luar naungan PSSI. Kompetisi akan berjalan apabila melewati PSSI. Kalau Kemenpora ingin memutar kompetisi, perangkat pertandingannya dari mana. Saya sudah menyampaikan hal itu juga ke staff Kemenpora. Mereka mengatakan ingin memakai dari Asprov PSSI, ya tidak bisalah, PSSI saja mereka bekukan," keluh Aidil di Jakarta, Rabu (6/5) malam WIB.
Aidil juga menjelaskan menjelaskan bahwa seluruh klub sepakat tetap mengikuti PSSI. Pilihan ini diambil karena PSSI masih diakui oleh AFC dan FIFA. Sementara itu, Kemenpora sendiri dianggap pihak ketiga oleh induk sepak bola dunia tersebut. Maka secara tidak langsung kompetisi yang di bawah naungan Kemenpora tidak akan pernah diakui oleh FIFA, "Kalau kompetisi tidak diakui buat apa bergulir?" tanya Aidil.