Kamis 07 May 2015 23:04 WIB

Pasek: SBY Itu Special One

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Karta Raharja Ucu
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Antara
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrat, I Gede Pasek Suardhika menyamakan kiprah Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam partainya, seperti peran pelatih Chelsea, Jose Mourinho. Karena itu, menurut Pasek, SBY tak perlu ikut-ikutan berebut bola dalam kompetisi di lapangan.

Menurut anggota DPR ini, sebagai figur terhormat dan pembina, sepatutnya SBY hanya duduk manis di pinggir lapangan. SBY, kata dia hanya mengajari kader didikannya dalam berkompetisi.

"Special One (Mourinho) itu, gak perlu ikut-ikutan rebutan bola. Tahunya menang saja klubnya," kata dia, saat diskusi politik di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (7/5).

Untuk itu, Pasek pun meminta agar SBY tak perlu lagi maju sebagai ketua umum partai. Jika tujuan politiknya adalah untuk Pemilu 2019, Pasek mengatakan, justru semestinya SBY menyerahkan kursi kepemimpinan partai kepada kader terbaiknya.

"Biarlah saya, Pak Marzuki (Alie), atau (Ketua Harian) Syarief Hasan yang memikirkan soal-soal teknis partai ini. Beliau (SBY) mendidik kami di (kursi) Dewan Pembina," ujar Pasek.

Dia juga mengusulkan jika SBY ragu dengan regenerasi kepemimpinan puncak beralih, tak soal jika Dewan Pembina mengambil sebagian kekuasaan ketua umum lewat perubahan AD/ART partainya. Tetapi, Pasek pun menyampaikan jika SBY tetap menghendaki untuk kembali memimpin partai, ia berharap agar kompetisi terbuka tetap dilakukan.

Pasek memastikan SBY tetap menang. Bahkan kemenangan tersebut akan didapat SBY meski sambil tidur. Hanya, ia menyayangkan, jika kembalinya SBY sebagai ketua umum itu dilakukan dengan cara yang ugal-ugalan. Yaitu dengan menghalang-halangi kader lain untuk bisa berkompetisi dengan SBY di bursa pencalonan ketua umum.

Apalagi, diungkapkan Pasek, tim kampanye pemenangan SBY, saat ini melakukan upaya dengan menutup peluang kompetisi terbuka. Pasek pun kembali mengistilahkan kompetisi terbuka di partai Demokrat ibarat Tim Sepak Bola Indonesia, yang tahu akan kalah, namun tetap di ladeni klub-klub raksasa asal Eropa untuk bertanding.

"Meskipun pasti kalah (Timnas), tapi pertandingannya tetap ada. Tim-tim Eropa itu pun bersedia berkompetisi terbuka dengan Timnas," ujar dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement