Jumat 08 May 2015 14:25 WIB

Gawat! Ribuan Masyarakat Sulsel Terjangkit HIV

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: M Akbar
HIV/AIDS
Foto: pixabay
HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids Saleh Rajab mengatakan, terdapat sekitar 9.030 masyarakat di Sulawesi Selatan yang terinfeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau biasa disebut Odha. Data ini didominasi oleh orang tua dan balita yang dilahirkan dari orang tua yang menderita terinfeksi HIV.

Untuk di kota Makassar sendiri, terdapat sekitar 7.800 masyarakat yang terjangkit. Namun data tersebut bukan semua orang Makassar karena banyak masyarakat yang terdeteksi saat mereka memeriksakan diri di Makassar.

Meski demikian, Saleh menjelaskan bahwa data ini belum bisa disebut lengkap. Karena masih banyak masyarakat yang enggan memeriksakan diri mereka. Padahal mereka telah mengetahui dirinya telah terjangkit penyakit tersebut.

"Mereka merasa minder dan enggan memeriksakan diri. Padahal dengan mengetahui potensi HIV Aids, dia bisa menjaga diri sendiri dan mayarakat sekitar," ungkap Saleh, Jumat (8/5).

Untuk menjaring masyarakat pengidap HIV, KPA Sulsel terus bersosialisasi baik turun ke masyarakat maupun melalui spanduk-spanduk bertuliskan ajakan untuk memeriksakan kesehatan. Selain itu, sosialisasi ini juga mengajak agar masyarakat lain yang mengetahui keberadaan pengidap HIV bisa turut membantu mengingatkan mereka agar mau diperiksa dan didata oleh pemerintah daerah setempat.

"Kita akan coba berkordinasi dengan pemerintah kota agar bisa memasang spanduk mengenai HIV hingga ke pasar-pasar," lanjut dia.

Namun satu hal yang disayangkan Saleh karena saat ini masih banyak pegawai medis kurang peka terhadap Odha, baik di puskesmas maupun rumah sakit daerah. Perawat terkesan risih dan takut tertular oleh Odha. Hal ini membuat mereka yang memeriksakan diri di pusat kesehatan terdekat justru lebih banyak langsung dirujuk ke rumah sakit lebih besar di perkotaan.

Menurut Saleh terdapat empat cara yang selama ini dilakukan oleh KPA. Pertama adalah pencegahan. Melalui sosialisasi ke berbagai daerah serta menggunakan macam-macam media, KPA mencoba mengajak masayrakat agar tidak mudah terjangkit HIV sehingga dia tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain. Selain itu perawatan terhadap pengidap HIV kian ditingkatkan agar mereka yang terjangkit bisa ditangani sehingga tidak menderita penyakit AIDS.

KPA juga melakukan mitigasi dampak dari pengidap Odha. Cara ini dilakukan agar keberadaan Odha tidak akan berdampak pada efek sosial, ekonomi maupun pendidikan bagi mereka yang harus mengikuti sekolah.

"Untuk anak dan remaja kita koordinasi dengan sekolah agar penderita mendapatkan semua hak yang sama dalam dunia pendidikan," ujar dia.

Satu hal yang harus diutamakan adalah lingkungan yang kondusif. Semua proses yang dilakukan untuk menormalkan penderita Odha tidak akan berjalan baik jika lingkungan mereka tidak kondusif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement