REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR Setya Novanto mengapresiasi pameran dan edukasi produk ekonomi kreatif yang dihelat Dari Perempuan Untuk Bangsa (DPUB), perkumpulan yang bergerak dalam upaya menciptakan dan meningkatkan usahawan kreatif di Gedung Caraka Loka, Jakarta Selatan pada 13-15 Mei 2015.
Menurut dia, pameran yang dihelat untuk menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 atau pasar bebas Asia Tenggara layak didukung. Pasalnya, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi andalan di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi, acara tersebut digelar oleh kaum perempuan yang tentu bisa berkontribusi lebih dalam pembangunan bangsa.
"Di tengah ekonomi menurun, ibu-ibu sebagai fasilitator untuk menggerakkan ekonomi. Ibu-ibu akan menjadi pelopor, akses usaha kecil menengah ini perlu difasilitasi, baik pengembangan sumber daya, peningkatan sumber kreatif," kata Setya dalam pembukaan pameran. Hadir dalam acara itu mantan ketua DPR Akbar Tandjung dan mantan menko perekonomian Hatta Rajasa.
Setya melanjutkan, perkumpulan DPUB telah memberikan karya konkret dalam mendukung kesiapan dunia usaha dalam menghadapi MEA 2015. "Hal ini jelas sangat menggembirakan, khususnya bagi pemerintah dan usaha kecil menengah untuk segera bersiap menuju terwujudnya Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun ini,” ujarnya.
Ketua pelaksana Okke Hatta Rajasa menjelaskan, digelarnya pameran dan edukasi itu sebagai wujud perhatian perempuan Indonesia dalam menyambut MEA 2015. Dia menjelaskan, DPUB adalah sekumpulan perempuan yang menaruh perhatian serius kepada usaha kreatif di Indonesia guna mengantisipasi pasar bebas Asia Tenggara.
“Kami merasa perlu untuk berbuat sesuatu yang konkret. Keunikan event ini bukan hanya sekedar pameran produk usaha kreatif di bidang wastra, kriya dan boga namun juga adanya klinik konsultasi bisnis dan pembekalan bagi usaha kreatif.”
Salah satu panitia Grace Fadli Zon menjelaskan peran penting UKM dalam perekonomian Indonesia perlu terus didorong. Menurut data BPS 2009, kata dia, UKM di Indonesia berjumlah sekitar 52,76 juta unit dengan kontribusi pada produk domestik bruto (PDB) sebesar 56,9 persen.
"UKM juga kontribusi pada penyerapan tenaga kerja sebesar 97,30 persen. Ini merupakan potensi besar UKM Indonesia untuk berperan dalam ketika MEA diberlakukan,” ujar Grace.