Rabu 13 May 2015 21:16 WIB

Alasan Australia Pangkas Bantuan untuk Indonesia

Bendera Australia dan Indonesia. Ilustrasi.
Foto: brecorder.com
Bendera Australia dan Indonesia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Federal Australia telah memutuskan untuk memangkas anggaran bantuannya kepada Indonesia sebanyak 40 persen untuk tahun 2015, demikian diumumkan oleh Menteri Keuangan Australia, Joe Hockey, di Canberra, Selasa malam waktu setempat.

Pada tahun lalu, Indonesia menerima 605,3 juta dolar bantuan dari Australia, dan tahun ini jumlah itu akan hanya bersisa 366,4 juta dolar atau setara dengan Rp3,8 triliun. Australia adalah negara kaya di kawasan Indo-Pasifik dengan kontribusi bantuan internasionalnya terbesar kedua setelah Jepang.

Namun dengan kebijakan anggaran yang baru di bawah pemerintahan Perdana Menteri Tony Abbott, dana bantuan internasional Australia dipotong demi penghematan. Pada tahun 2014, anggaran bantuan internasional Australia dipotong 1 miliar dolar dari awalnya 5 miliar dolar. Meski begitu, anggaran bantuan Australia melonjak dari sekitar 2 miliar dolar pada awal tahun 2000 menjadi 5 miliar dollar dua tahun silam.

Dalam tiga tahun ke depan, anggaran bantuan internasional Australia akan kembali dipangkas sebanyak 3,7 miliar dolar. Selama beberapa tahun, Indonesia adalah penerima dana bantuan Australia dengan jumlah terbanyak dibandingkan negara manapun di dunia.

Selain Indonesia, bantuan Australia kepada negara-negara sub-Sahara Afrika juga "dibonsai" 70 persen dari yang awalnya sebesar 186,9 juta dolar menjadi hanya 93,9 juta dolar. Bantuan untuk Myanmar juga dipotong 40 persen, sementara negara-negara yang sepakat akan menampung para pencari suaka ke Australia, seperti Kamboja, Nauru, dan PNG dana bantuannya tidak banyak berubah.

Ketika ditanya oleh media tentang adanya kaitan pemangkasan bantuan untuk Indonesia dan eksekusi mati dua narapidana narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, Joe Hockey membantahnya dengan berkata, "Saya ingin Anda hilangkan itu dari pikiran Anda .... tidak ada sama sekali."

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement