Kamis 14 May 2015 09:42 WIB

Guru Agama Kamerun: Hadapi Boko Haram dengan Dalami Alquran

Rep: c28/ Red: Agung Sasongko
Tampila milisi Boko Haram.
Foto: Reuters
Tampila milisi Boko Haram.

REPUBLIKA.CO.ID, DOUALA -- Para guru agama di Kamerun geram ketika mendengar kata Boko Haram. Ini karena, penggunaan kata Boko Haram telah disalahgunakan.

Karena itu, para guru ingin mengubah nama Boko Haram menjadi Boko Halal.  "Boko Haram bertentangan dengan pendidikan Barat, tapi kita ingin mengatakan 'Boko Halal. Pasalnya karena tidak ada perbedaan dalam pendidikan,” kata Cheick Sarbou , Imam dari sekolah Al-Quran di Douala, ibukota ekonomi Kamerun, kepada, seperti yang dilansir The Anadolu Agency, Kamis (14/5).

Pasalnya, kata dia, Nabi Muhammad saja memberikan kesempatan untuk belajar ke negeri Cina. Nabi bersabda Carilah ilmu sampai ke negeri china. Perubahan nama tersebut lantaran selama enam tahun terakhir, Boko Haram telah melakukan pemberontakan di wilayah timur laut Nigeria, menyebabkan ribuan orang tewas.

Sarbou menegaskan apabila seorang belajar ilmu agama dan mendalami Alquran mereka tidak akan dzalim selama hidupnya. "Sekolah-sekolah di sini  mengajarkan nilai-nilai Alquran kepada seluruh muridnya, selalu mempresentasikan kebaikan hidup damai, taat kepada orang tua dan melarang saling membunuh sesama," kata dia.

Sarbou percaya pendidikan agama menjadi obat penawar yang benar untuk meluruskan niat perekrutan pemuda Muslim oleh Boko Haram, “Yang baru-baru melancarkan beberapa serangan lintas perbatasan terhadap tetangga Kamerun.” Ujarnya.

Pendiri Sekolah Islam, Haddj Ibrahim El Tchido, sepakat dalam memerangi Boko Haram dimulai dari sekolah agama dan pembelajaran mendalami isi Alquran. “Karena pendidikan dasar untuk masa depan" katanya.

“Boko Haram merekrut pemuda Muslim dari latar belakang orang yang tidak mampu (miskin), tidak hanya yang miskin uang, tetapi juga orang-orang miskin iman di hadapan Allah. "kata El Tchido AA.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement