REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran Pimpinan Partai Politik (Parpol) pendukung Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dinilai menunjukkan kedekatan Demokrat dengan KIH.
Pengamat politik Siti Zuhro menilai niat Demokrat untuk berkoalisi dengan PDIP, sudah sejak awal ada.
"Sejak awal niatannya ingin berkoalisi dengan PDIP, namun sejauh ini belum juga terkabul," katanya kepada Republika, Kamis (14/5).
Ia melanjutkan, acara kongres di Surabaya digunakan oleh Demokrat untuk menegaskan partai yang kembali dipimpin Susilo Bambang Yudoyono (SBY) itu ingin bergabung dengan PDIP dan pemerintah.
Minimal, Demokrat menegaskan dukungannya pada pemerintah sampai meminta dengan sangat Presiden Joko Widodo hadir di acara kongres dan memberi sambutan.
Namun, imbuh Zuhro, di bawah kepemimpinan SBY lagi, Demokrat tidak akan bergabung dengan KIH dalam waktu dekat ini. Hal itu terlihat dari model dukungan Demokrat yang diberikan pada pemerintahan Joko Widodo.
"Dengan posisi sebagai penyeimbang seperti yang ditegaskan dalam sambutan SBY di kongres," kata dia.
Presiden Jokowi memang menghadiri kongres partai demokrat di Surabaya awal pekan lalu. Bahkan, saat memberi pidato sambutan, Jokowi sempat mengungkapkan bahwa dirinya dihubungi berkali-kali oleh kader Demokrat agar bersedia datang dan memberi sambutan di kongres.