Disebabkan pendistribusian harus diantar dengan menggunakan sampan, warga harus membeli air bersih tersebut dengan harga yang relatif tinggi. "Satu jerigen dibeli dengan harga Rp 3.000. Air itu hanya dibeli untuk keperluan minum saja," katanya di Brandan Barat, Sabtu (16/5).

Sedangkan untuk keperluan mandi dan mencuci, warga yang umumnya berprofesi sebagai nelayan tersebut biasanya menggunakan air yang ada di bibir pantai. Warga Desa Kelantan sangat berharap Pemkab Langkat dapat membangun instalasi pengolahan air bersih. Sehingga bersedia untuk menyiapkan lahan sebagai lokasi pembangunannya.

"Kita sudah mempersiapkan lahan untuk pembangunan sarana air bersih bila pembangunannya dapat dilakukan disini," katanya.

Seorang warga Desa Kelantan Muhammad Nuh mengatakan, warga di desa itu sangat berharap Pemkab Langkat dapat memenuhi keinginan agar dilakukan pembangunan instalasi pengolahan air bersih. "Sudah cukup lama warga menantikan adanya air bersih di tempat ini, namun hingga sekarang ini belum terwujud," ungkapnya.

Ia mengatakan, jika Pemkab Langkat nantinya membangun instalasi pengolahan air bersih, warga Desa Kelantan siap menjadi pelanggan air bersih. Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Wampu Kabupaten Langkat Jufrizal mengatakan, pihaknya sudah melakukan survei kebutuhan air bersih di daerah Perlis dan Kelantan, Kecamatan Brandan Barat.

"Memang masyarakat disana sangat mendambakan air bersih, kita akan upayakan untuk pembangunannya, Kita berharap dukungan dari masyarakat untuk mewujudkan adanya pembangunan sarana air bersih disana," ucap dia.