Senin 18 May 2015 23:50 WIB

Kebun Binatang Kandi akan Dievaluasi

Ilustrasi.
Foto: Antara
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat akan mengevaluasi secara menyeluruh Kebun Binatang Kandi di Kota Sawahlunto terkait dengan matinya satu ekor orangutan Kalimantan pada 16 Mei 2015.

"Ini dilakukan untuk memastikan apakah kebun binatang tersebut telah memenuhi semua syarat dan fasilitas, jika tidak terpenuhi yang paling ekstrem dapat dicabut izinnya," kata Kepala BKSDA Sumatera Barat (Sumbar) Margo Utomo di Padang, Senin (18/5).

Menurut dia, evaluasi akan dilakukan mulai minggu depan bekerja sama dengan Universitas Andalas dan Persatuan Kebun Binatang Seluruh Indonesia untuk mengecek kelayakan kebun binatang tersebut.

Ia menceritakan matinya seekor orang utan betina penghuni kebun binatang bernama Sari terjadi akibat perkelahian antara dua jantan yang sedang birahi. "Akibatnya Sari yang sedang mengandung anak kedua menjadi korban dan kondisi terakhir patah tulang sehingga tidak dapat diselamatkan," kata dia.

Sebelumnya, kata dia, berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan sejumlah fasilitas cukup lengkap hanya saja sejak awal Mei tenaga medis kebun binatang mengajukan pindah.

Sementara itu, Koordinator Keanekaragaman Hayati BKSDA Sumbar Rusdian Ritongga mengatakan, di kebun binatang itu ada empat satwa orangutan. Ia menjelasksn saat kejadian Sari dikarantina di salah satu kandang kecil yang terdapat di kandang orang utan tersebut.

Namun, pada saat kejadian, salah satu orang utan jantan mengamuk karena birahinya naik, kata dia "Sesuai prosedur orang utan yang sedang bunting tidak dipertemukan dengan yang jantan, tapi kejadian ini di luar perkiraan, karena jantan mengamuk, lalu dianiaya seperti pemerkosaan," ujarnya.

Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah memerintahkan untuk segera mengevaluasi keadaan dan fasilitas kebun binatang Kandi.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement