Rabu 20 May 2015 14:30 WIB
Harkitnas

KPAI Ajak Wujudkan Keluarga Ramah Anak di Peringatan Harkitnas

KPAI
Foto: dok KPAI
KPAI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga Indonesia diharapkan memaknai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) sebagai semangat mewujudkan keluarga ramah anak. Menurut Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto, Harkitnas yang diperingati saban 20 Mei harus menjadi spirit positif.

Ia mengatakan, kebangkitan nasional akan terwujud jika didukung kebangkitan keluarga. Indikator keluarga bangkit adalah terwujudnya keluarga yang ramah anak, yaitu keluarga yang mengembangkan prinsip nondiskriminasi, partisipasi anak, tumbuh kembang dan kepentingan terbaik bagi anak.

Bangsa yang besar dan berperadaban, kata dia, ditentukan oleh seberapa kualitas keluarga-keluarga Indonesia. Karenanya, kebangkitan nasional harus menjadi spirit kebangkitan keluarga Indonesia yang berkualitas.

Terkait penelantaran lima anak di Cibubur, Susanto melihatnya menjadi contoh buruk bagaimana orang tua belum dapat menjamin tumbuh kembang anak ke arah positif. Orang tua, lanjut dia, seharusnya menjadi pelindung utama dan pertama malah terkadang melakukan yang tidak sewajarnya. Bahkan kedua orang tua justru menelantarkan anak.

"Suatu perilaku di luar logika, padahal secara kasat mata, ekonomi keluarga bersangkutan cukup mapan dan juga berpendidikan. Kasus ini? bukan kasus tunggal dan merupakan fenomena gunung es," katanya.

Menurut Susanto, terdapat sejumlah alasan orang tua menelantarkan anak. Pertama, kata Susanto, faktor persepsi orang tua terhadap anak yang lemah. Masih banyak orang tua berpandangan bahwa anak adalah aset dan milik orang tua dan boleh diperlakukan sesuai selera orang tua.

Ini tentu tidak dibenarkan karena perilaku sekehendaknya sendiri, berpotensi menjadi pemicu penelantaran. Kedua, faktor disfungsi keluarga. Tidak sedikit anak menjadi terlantar karena dipicu keluarga yang bermasalah.

Ketiga, faktor ketidakmampuan pasangan. Tidak sedikit anak terlantar dipicu karena orang tua tidak mampu, misalnya tidak memiliki pekerjaan, tidak memiliki tempat tinggal, kondisi kesehatan orang tua yang kurang mendukung dan masih banyak faktor lainnya. "Keluarga-keluarga seperti ini harus dibantu," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement