REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membunuh seorang wartawan di Mosul, Irak. Pembunuhan terhadap wartawan dilakukan usai sang jurnalis menolak untuk bergabung dengan kelompok ekstremis.
Dilansir Rudaw, Rabu (20/5), Akram Suleiman, bahwa jurnalis yang dieksekusi mati ialah Firas al-Bahri, seorang jurnalis TV veteran. Ia dibunuh militan ISIS pada Selasa (19/5). Dalam laporan lain, Bahri telah ditahan selama hampir tiga minggu sebelum kematiannya.
"ISIS meminta dia (Bahri) untuk melakukan bai'at, tapi ia menolak untuk melakukannya. Akhirnya, mereka membunuhnya hari ini," kata seorang sumber yang tak diungkap identitasnya.
Laporan lainnya, Bahri adalah wartawan ketujuh dari kota Mosul yang mengalami kematian tragis di tangan ISIS. "Ada 10 wartawan lainnya yang ditahan oleh ISIS di tempat yang tidak diketahui," tambahnya.
Menurut sebuah laporan Tradelink News Agency di Irak, Bahri adalah seorang insinyur di stasiun TV Al-Ghad Niniwe untuk lebih dari satu tahun sebelum ISIS menyerbu kota Mosul. Laporan itu mengatakan Bahri sebelumnya bekerja selama lima tahun di Mosul TV.