Kamis 21 May 2015 17:14 WIB

Aksi Mulai Ricuh, Medan Merdeka Utara Kembali Ditutup

Rep: C25/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Mahasiswa dari berbagai universitas melakukan aksi unjuk rasa saat memperingati Hari Kebangkitan Nasiona di depan Istana Merdeka, Rabu (20/5).  (Republika/Tahta Aidilla)
Mahasiswa dari berbagai universitas melakukan aksi unjuk rasa saat memperingati Hari Kebangkitan Nasiona di depan Istana Merdeka, Rabu (20/5). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jalan Medan Merdeka Utara kembali ditutup lantaran mulai terjadi benturan-benturan antara peserta aksi dengan aparat kepolisian di depan Istana Negara.

Aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa pada hari Kamis (21/5) yang dilakukan sejumlah kampus yang ada di Indonesia, kembali menutup Jalan Medan Merdeka Utara. Para peserta aksi saat ini sudah menguasai secara penuh, semua lajur yang tadi sempat semrawut karena kendaraan bermotor sempat dibiarkan lewat oleh petugas lalu lintas yang berada di lokasi, sehingga, mereka tertahan di tengah peserta aksi.

Aparat kepolisian juga sempat menyita satu karung tomat busuk dari salah satu mobil komando aksi, yang ada di depan Istana Negara, untuk menghindari kericuhan yang mungkin terjadi apabila tomat busuk tersebut ditimpukkan ke aparat kepolisian atau Istana Negara. Salah satu aparat kepolisian yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kalau tomat busuk tersebut diduga akan digunakan para peserta aksi untuk ditimpukkan ke arah Istana Negara.

Tuntuan para peserta aksi masih sama, mereka ingin Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, untuk turun dari jabatannya lantaran dianggap gagal mengemban tugasnya. Mereka juga menganggap pemerintahan Jokowi-JK selama beberapa bulan ini, sudah mengabaikan kesejahteraan rakyat dengan kebijakan-kebijakannya yang terkesan pro kepada asing.

Benturan antara para peserta aksi dengan aparat kepolisian, juga sempat terjadi beberapa kali lantaran polisi berulang kali mendorong pagar berduri ke araha Monumen Nasional, yang secara tidak langsung mendorong para peserta aksi untuk mundur ke lajur pertama atau troroar di Jalan Medan Merdeka Utara. Peserta aksi yang ada di depan Istana Negara juga sempat menyolatkan sebuah keranda mayat, yang mereka ibaratkan sebagai matinya keadilan di Indonesia.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Unggung Cahyono, yang ditemui di halaman Monumen Nasional, mengatakan kalau pihaknya akan tetap mengedepankan cara persuasif untuk mengamankan aksi. Unggung juga menjelaskan kalau kalau cara persuasif tersebut, dibuktikan dengan aparat kepolisian yang tidak dilengkapi dengan senjata. "Ditelankan persuasif simpatik tidak ada yang membawa senjata api," kata dia.

Sementara itu, aparat kepolisian yang berpakaian lengkap terlihat sudah disiagakan tepat di depan pagar berduri, yang dipasang di depan para pengunjuk rasa, tepat di seberang Istana Negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement