REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia berencana untuk membuat Rakhine State yang inklusif dan dan tidak mendiskriminasi. Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachrir mengatakan bantuan bagi pengsungsi Rohingya yang terdampar bukan hanya tanggung jawab Indonesia saja tetapi juga Myanmar, Bangladesh dan negara lain yang terkena dampaknya.
"Kita sudah berikan penampungan sementara di Aceh, sambil menunggu laporan selanjutnya," ujar dia di Universitas Paramadina, Jumat (22/5).
Saat ini pihaknya masih mencari solusi yang ideal setelah mereka mengungsi sementara. Ada dua pilihan bagi mereka bisa saja mereka ditempatkan di negara lain atau dipulangkan ke Myanmar.
Terkait bantuan dana saat ini masih dibicarakan besarannya. Namun Amerika Serikat telah bersedia membantu para pengungsi Rohingya.
Dalam keterangan Pers Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi saat berkunjung ke Myanmar mengatakan akan memperkuat pencegahan migran yang keluar dari Myanmar. Pemerintah Myanmar siap untuk bekerja sama dengan negara kawasan untuk memberantas kejahatan kemanusiaan.
Mereka juga akan memerintahkan dubesnya untuk berkunjung ke negara yang menjadi penampungan sementara. Khusus Indonesia penampungan sementara saat ini terdapat di Aceh.
Saat berkunjung di Myanmar Retno bertemu dengan Menou Myanmar Wunna Maung Lwin di Nay Pyi Taw. Pemerintah Myanmar berterimakasih pada Retno karena telah menangani nelayan Myanmar di Benjina.
Sebaliknya Retno berharap 55 nelayan yang ditahan di Yangon segera ditangani dengan baik. Mereka juga membahas masalah lain seperti ekonomi, pendidikan dan politik.