REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR -- Isu penyelenggaraan musyawarah wilayah (muswil) yang dihadiri Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil Muktamar Surabaya Romahurmuzy dibantah.
"Kepanitiaan muswil juga nggak ada, bagaimana muswil tanpa panitia," kata Sekretaris DPW PPP Bali Subagio, Ahad (24/5) petang.
Ia pun menguatkan bahwa tidak pernah menandatangani surat undangan muswil. Namun, ujarnya, memang ada pertemuan PPP yang dimotori Ketua DPW PPP Bali Puji Suhartono.
"Romy tidak punya DPW di Bali, dan juga tidak punya DPC," kata Bagio.
Menurut Bagio, kalau Romy mau meggalang kekuatan di Bali, sah-sah saja. Tentunya, kata Bagio dengan membentuk kepengurusan yang baru. Selama ini kata Bagio, Bali tidak pernah mengubah sikapnya dan tetap mendukung DPP PPP hasil Muktamar Jakarta.
Mengenai langkah Puji Suhartono yang mengklaim pertemuan yang digagasnya itu sebagai muswil, dinilai Bagio sebagai urusan pribadi Puji Suhartono. DPW Bali kata Bagio, sudah menyikapi langkah Puji dengan melaporkan hal itu kepada DPP PPP Muktamar Jakarta.
"Tentu akan ada sanksi organisasi. Pasti yang yang terlibat di sana akan ditindak. Kan tidak bolah menggunakan organisasi untuk kepentingan pribadi," kata Bagio.
Sebelumnya di arena muswil yang diklaim Puji sebagai Muswil VIII PPP yang digelar di Hotel Grand Shanty Denpasar, Puji mengatakan, PPP Bali bukan kepengurusan yang tidak punya sikap.
“Sekaranglah PPP menentukan sikap dengan mengakui kepengurusan Romy,” terangnya.
Dari pemantauan Republika, Muswil PPP Bali yang digagas Puji, memang tidak melibatkan pengurus harian DPW PPP yang lainnya.
Wakil Ketua DPW PPP Bali Fauzi Hasan Hajri merasa heran, bagaimana Puji Suhartono bisa berubah haluan dan menyatakan DPW Bali mendukung Romy, tanpa ada rapat apapun.
Selama ini, Puji Suhartono yang sudah dua periode menjabat ketua DPW PPP Bali, sudah hampir tujuh tahun berdomisili di Jakarta. Sebaliknya, roda partai dijalankan oleh pengurus harian yang ada di Bali. "Eh kok tiba-tiba datang ke Bali, terus ngadakan muswil. Apa-apaan ini," kata Fauzi.