REPUBLIKA.CO.ID, BATURAJA -- Puluhan mahasiswa tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sriwijaya menyatakan mendukung kebijakan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi yang membekukan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia dan membentuk tim transisi dalam rangka membenahi tata kelola sepakbola nasional.
Hal tersebut disampaikan dalam orasi mereka saat melakukan demo damai di depan Kantor DPRD Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, di Baturaja, Senin (26/5). Pantauan di lapangan, demo tersebut berlangsung 15 menit setelah berorasi mahasiswa langsung bubar dan kembali ke kampusnya, sambil diselingi shalawat dan salam-salaman.
Koordinator aksi M Jefri Putrawan, menjelaskan aksi demo ini diawali dari rasa prihatin masyarakat terhadap prestasi sepakbola Indonesia yang tidak kunjung membaik. "Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat bersama-sama bergerak menyelamatkan sepak bola Indonesia, dari praktik-praktik serta konspirasi oleh pihak yang merusak citra sepak bola Indonesia," katanya.
Menurut dia, prestasi sepakbola Indonesia semakin menurun disebabkan oleh wadah menaunginya, yaitu PSSI tidak bekerja maksimal dan profesional hanya mengedepankan kepentingan materi dan bisnis dalam sepakbola.
Dia mengatakan, ada empat seruan yang disampaikan mahasiswa dalam aksinya yakni pertama, bekukan PSSI dan bongkar mafia sepakbola Indonesia. Kedua, reformasi menyeluruh dan tata kelola ulang persepakbolaan Indonesia.
Ketiga, dukung tim transisi prestasi sepakbola Indonesia untuk bekerja maksimal dalam reformasi persepakbolaan Indonesia. Dan ke empat, dukung kebijakan Menpora dalam melakukan pembenahan sepakbola Indonesia untuk prestasi lebih baik.
Anggota DPRD Ogan Komering Ulu asal Partai Golkar, Iwan Munandar, yang menerima kedatangan puluhan mahasiswa menyampaikan permohonan maaf lantaran hanya dirinya saja menerima kedatangan pendemo. "Minta maaf karena hanya saya yang ada di sini. Kami hari ini dijadwalkan berangkat ke Palembang untuk mengikuti pelantikan bupati," jelas Iwan.
Meski begitu, kata dia, pihaknya sangat mendukung dan mengapresiasi kehendak mahasiswa, karena ini masalah nasional dan terus terjadi. "Apa yang menjadi tuntutan akan kami sampaikan ke pimpinan, sehingga hal ini dapat diteruskan sebagaimana mestinya dan mendapat hasil memuaskan," katanya.