REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eksekutif Komite (Eksko) PSSI La Siya menyayangkan kepulangan Pahang FA ke negeri asalnya, Malaysia. La Siya mengatakan lagi-lagi hiburan masyarakat Papua direnggut pejabat pemerintahan Indonesia dengan melarang Pahang FA masuk lebih jauh ke Indonesia.
Selain dirjen Imigrasi yang melarang tiga pemain asing Pahang FA, La Siya juga menuduh Menpora dan BOPI tidak memberikan bantuan agar Pahang FA bisa berlaga di babak 16 besar Piala AFC.
“Hiburan masyarakat Papua hilang lagi gara-gara pejabat pemerintah Indonesia. Apalagi Menpora dan BOPI tak berikan bantuan berupa rekomendasi ke dirjen imigrasi,” kata La Siya ke Republika Online (ROL), Selasa (26/5).
Padahal kata La Siya, sepak bola adalah harkat dan martabat orang Papua. Ia menegaskan, memang benar NKRI mulai dari Sabang sampai Merauke. Tapi, ia malah menuntut keuntungan dari NKRI jika kebahagian masyarakat Papua lagi-lagi direnggut pejabat pemerintahan Indonesia.
La Siya menyayangkan kepulangan Pahang FA itu bersamaan dengan aksi unjuk rasa komite nasional Papua Barat (KNPB) yang menuntut agar Papua melalui United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) berjuang masuk dalam Melanesian Spearhead Group (Kelompok negara yang bersuku Melanesia) yang terdiri dari PNG, Vanuatu, Fiji, Salamon Island dan New Kaledonia.
Dengan itu, ia berharap pemerintah tak lagi merenggut kebahagian masyarakat Papua. Bahkan jangan sampai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia justru menjadi alat disintegrasi bangsa. “Jangan sampai persatuan dan kesatuan bangsa justru jadi alat disintegrasi bangsa,” pinta La Siya