Rabu 27 May 2015 15:29 WIB
Beras plastik

Kapolri Duga Motif Penyebaran Isu Beras Plastik karena Persaingan Usaha

Rep: C17/ Red: Bayu Hermawan
Plt KPK Taufiequrrachman Ruki ( kiri) bersama Kapolri Badrodin Haiti (kanan) memberikan keterangan pers usai melakukan rapat di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (2/5).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Plt KPK Taufiequrrachman Ruki ( kiri) bersama Kapolri Badrodin Haiti (kanan) memberikan keterangan pers usai melakukan rapat di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menduga isu beredarnya beras sintesis yang mengandung plastik, sengaja disebarkan pihak-pihak tertentu untuk kepentingan pribadi. Sebab dari sisi ekonomi, beras termasuk komoditas utama bagi masayarakat.

"Bisa jadi ada pihak-pihak yang memanfaatkan isu beras plastik ini. Dari sisi ekonomi bisa jadi karena motif persaingan usaha," ujarnya saat melakukan Sidak ke Pasar Induk Beras Cipinang, bersama Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, Rabu (27/5).

Mantan Kapolda Jawa Timur itu juga menegaskan hasil penelitian Sucofindo, Bekasi keliru. Terlebih kata dia, analisasinya kualitatif dan bisa jadi terdapat peralatan yang dipakai telah terkontaminasi.

"Ada beberapa kemungkinan (Sucofindo) itu keliru, peralatan terkomtaminasi, analisa kuantitatif, bisa saja ada perbedan pembacaan terhadap laboratorium. Kita pun nanti akan menggabungkan peneliti-peneliti dari Mabes Polri dan BPOM," jelasnya.

Namun ia mengaku, pihaknya masih menelusuri peneliti Sucofindo dan sedang menyelidiki pihak-pihak yang memanfaatkan isu beras plastik. Ia menilai, isu tersebut sudah termasuk perbuatan pidana karena telah meresahkan masyarakat.

"Kita akan terus telusuri, termasuk peneliti Sucofindo. Kalau soal isu beras plastik tentu itu bagian dari pidana," tegasnya.

Saat ditanya apakah mutasi Kapolres Bekasi disebabkan karena santernya isu beras plastik beredar, Badrodin membantah hal itu. "Tidak ada kaitannya dengan itu," tandasnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement