REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Foto dan rekaman video yang diduga menunjukkan truk milik dinas intelijen Turki yang berisi senjata untuk pemberontak Suriah diterbitkan Jumat di sebuah harian Turki.
Pemerintah Turki sebelumnya telah dengan tegas membantah klaim bahwa pihaknya mempersenjatai pemberontak yang berperang di Suriah dan menuduh puluhan jaksa, tentara dan petugas keamanan yang terlibat dalam pencarian truk itu mencoba untuk menunjukkan foto dan video itu untuk menyiratkan bahwa pihaknya melakukannya.
Awal bulan ini, Turki menangkap empat jaksa yang memerintahkan pencarian dalam insiden serupa pada Januari 2014 dan mereka sekarang di penjara menunggu sidang.
Lebih dari 30 petugas keamanan yang terlibat dalam upaya itu juga menghadapi tuduhan yang antara lain termasuk spionase militer dan berusaha untuk menggulingkan pemerintah.
Rekaman yang dipublikasikan di laman harian oposisi Cumhuriyet, Jumat (29/5), menunjukkan para inspektur mencari wadah logam yang ditonton oleh petugas keamanan, jaksa dan anjing pelacak.
Para pejabat pertama kali membuka kardus yang ditandai sebagai "rapuh" dan penuh antibiotik. Tetapi di bawah kotak-kotak itu mereka menemukan puluhan mortir, yang ditunjukkan oleh video yang diambil oleh seorang pengamat anonim.
Cumhuriyet, yang juga menerbitkan serangkaian foto, mengatakan senjata itu berasal dari Rusia dan telah dipasok dari negara bekas Soviet.
Harian itu mengklaim truk tersebut membawa total 1.000 mortir, 80.000 butir amunisi untuk senjata ringan dan berat serta ratusan peluncur granat.
Pihak berwenang Turki telah berusaha untuk mengaitkan urusan itu dengan seorang tokoh yang berbasis di AS, Fethullah Gulen, yang oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan dituduh menjalankan negara paralel melalui pendukungnya di pengadilan dan polisi dengan tujuan untuk menggulingkan dia.
Turki telah tegas membantah membantu gerilyawan di Suriah seperti kelompok Negara Islam (IS), meskipun ingin melihat Presiden Suriah Bashar al-Assad digulingkan.