REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Tony Aprilani, mengatakan kompetisi nasional sudah tidak ada gunanya lagi setelah PSSI terkena sanksi FIFA. Indonesia kini dihadapkan pada masalah sepakbola serius yang memaksa timnas Indonesia absen dari ajang internasional.
Tonny menegaskan sepak bola tingkat nasional masih bisa diselenggarakan. Tapi ia merasa hal itu tidak ada gunanya lagi mengingat tidak diizinkannya berlaga di kancah dunia.
"Kompetisi nasional tetap bisa ada tapi tujuannya buat apa? Paling hanya ada kompetisi tarkam saja yang tersedia," katanya ketika dihubungi ROL pada Ahad (31/5).
Menurutnya, sudah tidak ada gunanya lagi mengadakan liga nasional kalau tidak bisa mengikuti kompetisi yang diselenggarakan AFC. Sebab klub terbaik di Indonesia harusnya bisa mengikuti kompetisi AFC kalau tidak terkena sanksi ini.
Tapi ia menekankan PSSI tidak hilang secara organisasi. Sanksi yang diterima dari FIFA hanya membuat Indonesia tidak diakui secara internasional. Sedangkan dari segi organisasi, PSSI tetap diakui oleh FIFA sebagai badan tertinggi sepak bola Indonesia. Ia juga mengklaim hak Indonesia sebagai anggota FIFA juga masih ada.
Dampak dari sanksi FIFA mempengaruhi tim nasional Indonesia yang tidak akan mungkin mengikuti ajang Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019. Selain itu, mengenai urusan pembinaan, para pemain muda Indonesia harus puas hanya menempa diri di tingkat nasional saja. Sebab, skuat Indonesia muda tidak diizinkan lagi menyelenggarakan laga uji coba di negara lain.
Namun PSSI masih belum bisa memberikan tanggapan resmi terkait langkah selanjutnya yang akan diambil. Tonny menyatakan masih harus menunggu kepulangan ketua PSSI La Nyalla Mattalitti yang masih berada di Zurich, Swiss dalam kongres FIFA.